Ilmu Al-Qur'an

9 Ayat Al-Qur’an Diakhiri ‘Afala’: Perintah Berpikir dan Introspeksi

Sel, 26 Desember 2023 | 22:00 WIB

9 Ayat Al-Qur’an Diakhiri ‘Afala’: Perintah Berpikir dan Introspeksi

Ilustrasi Al-Quran. (Foto: NU Online'Freepik)

Berpikir dan introspeksi merupakan aspek kunci dalam pengembangan kepribadian individu. Berpikir adalah kemampuan unik yang membedakan manusia dari makhluk lainnya di planet bumi ini. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan pada berbagai tantangan dan keputusan yang memerlukan pemikiran kritis. 

 

Tanpa kemampuan berpikir, manusia cenderung menjalani hidup secara impulsif, tanpa pertimbangan yang matang. Oleh karena itu, berpikir adalah pondasi dari segala aktivitas manusia agar mampu menjalani kehidupan dengan baik.

 

Sementara Introspeksi memungkinkan setiap individu memahami motivasi, nilai-nilai, dan tujuan hidup secara lebih mendalam. Introspeksi memberikan peluang untuk pertumbuhan pribadi, mengidentifikasi kelemahan, dan mengembangkan kekuatan. Seiring dengan berpikir, introspeksi membentuk pondasi untuk membangun kesadaran diri dan meningkatkan kualitas hidup.

 

Dalam Islam, berpikir dan introspeksi menjadi hal yang sangat penting ditekankan kepada umatnya. Hal ini terlihat dari banyaknya ayat Al-Qur’an, sebagai rujukan dan pegangan arah hidup utama umat Islam, yang memerintahkan untuk berpikir dan introspeksi. 

 

Termasuk Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad, di antaranya disebut dengan nama Adz-Dzikra atau peringatan agar manusia senantiasa berpikir dan introspeksi. Hal ini seperti disebutkan dalam surat An-Nahl ayat 44:

 

بِالْبَيِّنٰتِ وَالزُّبُرِۗ وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ اِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ 

 

Artinya: “(Kami mengutus mereka) dengan (membawa) bukti-bukti yang jelas (mukjizat) dan kitab-kitab. Kami turunkan aż-Żikr (Al-Qur’an) kepadamu agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan.”

 

Terkait dengan perintah untuk berpikir dan introspeksi ini, ada beberapa ragam redaksi yang digunakan dalam Al-Qur’an. Hal menarik dan penuh dengan gaya bahasa artistik adalah penggunaan kata ‘afalaa’ di akhir beberapa ayat Al-Qur’an. Kata ini dikombinasikan dengan beberapa fi’il atau kata kerja yang membentuk kalimat pertanyaan introspektif. Adapun 9 kalimat tersebut adalah sebagai berikut:

 

1. Surat Al-Baqarah ayat 44. Afalâ Ta‘qilûn (Tidakkah kamu mengerti?)

 

 اَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ 

 

Artinya: “Mengapa kamu menyuruh orang lain untuk (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca kitab suci (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?

 

2. Surat Al-An’am ayat 50. Afalâ Tatafakkarûn (apakah kamu tidak memikirkan(-nya)?)

 

قُلْ لَّآ اَقُوْلُ لَكُمْ عِنْدِيْ خَزَاۤىِٕنُ اللّٰهِ وَلَآ اَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَآ اَقُوْلُ لَكُمْ اِنِّيْ مَلَكٌۚ اِنْ اَتَّبِعُ اِلَّا مَا يُوْحٰٓى اِلَيَّۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الْاَعْمٰى وَالْبَصِيْرُۗ اَفَلَا تَتَفَكَّرُوْنَ ࣖ 

 

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan (rezeki) Allah ada padaku, aku (sendiri) tidak mengetahui yang gaib, dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.” Katakanlah, “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(-nya)?

 

3. Surat Al-An’am ayat 80. Afalâ tatadzakkarûn (tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?)

 

وَحَاۤجَّهٗ قَوْمُهٗ ۗقَالَ اَتُحَاۤجُّوْۤنِّيْ فِى اللّٰهِ وَقَدْ هَدٰىنِۗ وَلَآ اَخَافُ مَا تُشْرِكُوْنَ بِهٖٓ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ رَبِّيْ شَيْـًٔا ۗوَسِعَ رَبِّيْ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۗ اَفَلَا تَتَذَكَّرُوْنَ 

 

Artinya: “Kaumnya membantah. Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah memberi petunjuk kepadaku? Aku tidak takut kepada yang kamu persekutukan dengan-Nya, kecuali Tuhanku menghendaki sesuatu. Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?

 

4. Surat Al-A’raf ayat 65. Afalâ tattaqûn (tidakkah kamu bertakwa?)

 

وَاِلٰى عَادٍ اَخَاهُمْ هُوْدًاۗ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ 

 

Artinya: “(Kami telah mengutus) kepada (kaum) ‘Ad saudara mereka, Hud. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Tidakkah kamu bertakwa?

 

5. Surat Yunus ayat 3. Afalâ tadzakkarûn (apakah kamu tidak mengambil pelajaran?)

 

اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الْاَمْرَۗ مَا مِنْ شَفِيْعٍ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ اِذْنِهٖۗ ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْهُۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ 

 

Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ʻArasy (seraya) mengatur segala urusan. Tidak ada seorang pun pemberi syafaat, kecuali setelah (mendapat) izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu. Maka, sembahlah Dia! Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?"

 

6. Surat Al-Anbiya ayat 30. Afalâ Yu’minûn (tidakkah mereka beriman?)

 

اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ 

 

Artinya: “Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya, dahulu menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman?

 

7. Surat Al-Qashas ayat 71. Afalâ Tasma‘ûn (apakah kamu tidak mendengar?)

 

قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ جَعَلَ اللّٰهُ عَلَيْكُمُ الَّيْلَ سَرْمَدًا اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ مَنْ اِلٰهٌ غَيْرُ اللّٰهِ يَأْتِيْكُمْ بِضِيَاۤءٍ ۗ اَفَلَا تَسْمَعُوْنَ 

 

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bagaimana pendapatmu jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus-menerus sampai hari Kiamat? Siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Apakah kamu tidak mendengar?

 

8. Surat Al-Qashas ayat 72. Afalâ tubsirûn (Apakah kamu tidak memperhatikan?)

 

قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ جَعَلَ اللّٰهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ مَنْ اِلٰهٌ غَيْرُ اللّٰهِ يَأْتِيْكُمْ بِلَيْلٍ تَسْكُنُوْنَ فِيْهِ ۗ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ 

 

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bagaimana pendapatmu jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus-menerus sampai hari Kiamat? Siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu sebagai waktu istirahatmu? Apakah kamu tidak memperhatikan?

 

9. Surat Yasin ayat 35. Afalâ Yasykurûn (Mengapa mereka tidak bersyukur?)

 

لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ 

 

Artinya: “Agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Mengapa mereka tidak bersyukur?

 

H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung