Sirah Nabawiyah

Pekerjaan-pekerjaan yang Pernah Digeluti Nabi Muhammad

Sen, 10 Agustus 2020 | 22:00 WIB

Pekerjaan-pekerjaan yang Pernah Digeluti Nabi Muhammad

Nabi Muhammad senang dengan aktivitas kerja dan mendorong sahabatnya untuk bekerja.

Nabi Muhammad SAW senang dengan aktivitas kerja dan mendorong sahabatnya untuk bekerja. Menurut Nabi dalam salah satu haditsnya, makanan terbaik yang dimakan oleh seseorang adalah makanan dari hasil kerjanya sendiri. Bukan makanan pemberian orang lain, apalagi makanan hasil minta-minta.  


Selama hidupnya, Nabi Muhammad pernah menggeluti beberapa pekerjaan. Pertama, menggembala kambing. Merujuk Akhlak Rasul Menurut Al-Bukhari dan Muslim (Abdul Mun’im al-Hasyimi, 2018), Nabi Muhammad sudah ikut menggembala kambing bersama saudaranya di kampung Bani Sa'd ketika beliau diasuh oleh Sayyidah Halimah as-Sa’diyah.


Kemudian pada usia delapan tahun, Nabi Muhammad—yang saat itu diasuh pamannya, Abu Thalib, setelah ibunda dan kakeknya wafat—menyampaikan keinginannya kepada pamannya itu untuk bekerja menggembala kambing. Mendengar hal itu, Abu Thalib dan istrinya, Fatimah binti Asad, kaget dan berusaha mencegahnya. Keduanya tidak tega kalau keponakannya yang masih kecil itu harus bekerja menggembala kambing. Nabi memiliki tekad yang kuat sehingga keinginannya itu tidak bisa dibendung. Bahkan, Abu Thalib kemudian menghubungi temannya dari Quraisy yang memiliki banyak kambing agar bisa digembalakan Nabi Muhammad. Perhatian yang sama juga dicurahkan sang bibi, Fatimah binti Asad. Dia selalu menyiapkan bekal makanan untuk Nabi Muhammad sebelum berangkat kerja.


Disebutkan Nizar Abazhah dalam Bilik-bilik Cinta Muhammad (2018), setidaknya ada tiga alasan mengapa Muhammad kecil akhirnya memutuskan untuk bekerja menggembala kambing. Pertama, membantu meringankan beban ekonomi Abu Thalib. Kehidupan Abu Thalib begitu sederhana bahkan kekurangan. Dia memiliki delapan anak dan ditambah Nabi Muhammad. Pada saat awal-awal tinggal bersama Abu Thalib, Nabi Muhammad hanya bermain dan makan bersama dengan anak-anak pamannya. Namun lama kelamaan, Nabi Muhammad mulai sadar bahwa kondisi ekonomi pamannya memprihatinkan. Kondisi inilah yang menggerakkan Nabi Muhammad untuk bekerja menggembala kambing untuk membantu beban ekonomi pamannya.


Kedua, menggembala kambing tidak butuh modal. Profesi ini sangat pas dan tepat bagi Nabi Muhammad karena beliau, mengingat usianya masih belia dan tidak memiliki modal. Ketiga, Nabi Muhammad senang berada di padang yang luas. Di padang terbuka pula Muhammad bebas merenungkan segala sesuatu secara mendalam tanpa ada yang mengganggunya. Nabi Muhammad menjadi penggembala kambing kurang lebih selama empat tahun. 


"Setiap Nabi pasti pernah menggembala kambing," kata Nabi. Para sahabat bertanya, "Apakah Anda juga menggembala kambing, wahai Rasulullah?" Kata Nabi, "Iya, saya juga menggembala kambing."


Kedua, berdagang. Profesi kedua yang pernah digeluti Nabi Muhammad adalah berdagang. Nabi Muhammad diajak Abu Thalib untuk ikut dalam kafilah dagang ke Syam setelah tidak lagi menggembala kambing atau saat usianya 12 tahun. Sejak saat itu, beliau semakin menekuni dunia dagang. 


Singkat cerita, suatu ketika Abu Thalib mendengar informasi bahwa Sayyidah Khadijah—seorang saudagar kaya—sedang mencari pekerja untuk menjajakan barang dagangannya ke negeri Syam. Dia kemudian menawarkan lowongan pekerjaan itu kepada keponakannya. Nabi Muhammad menerimanya. 


Kepada Sayyidah Khadijah, Abu Thalib bertanya apakah dia mau menggunakan jasa Nabi Muhammad dengan imbalan empat ekor anak unta. Karena mengetahui sifat dan kiprah Nabi Muhammad, Sayyidah Khadijah menerima persyaratan Abu Thalib tersebut. Padahal semula Sayyidah Khadijah mencari pekerja untuk menjual barang dagangannya dengan imbalan dua ekor anak unta.


"Kalau kamu meminta hal itu untuk kepentingan orang jauh (yang tidak saya kenal) dan tidak menyenangkan, saya akan melakukannya. Apalagi sekarang ini kamu meminta hal itu untuk orang tercinta dan sangat dekat (yang sudah saya kenal)," kata Sayyidah Khadijah kepada Abu Thalib.


Tugas pertama Nabi Muhammad adalah berniaga ke negeri Syam. Beliau ditemani Maisaroh—budak Sayyidah Khadijah—dengan membawa barang dagangannya berupa kain-kain. Di sana, Nabi Muhammad bekerja keras, siang-malam, agar barang dagangannya laku dan mendapatkan laba yang banyak. Benar saja. Barang dagangan milik Khadidah yang dijajakan Nabi laku keras dan mendatangkan untung banyak. Setelah itu, Nabi Muhammad berdagang ke beberapa negeri.


Itulah jenis-jenis pekerjaan yang pernah dijalankan oleh Nabi Muhammad sebelum diangkat menjadi nabi. Setelah menjadi Nabi, beliau lebih sering berperan sebagai pembeli dan tidak lagi bedagang setelah hijrah ke Madinah. Nabi juga menyewakan barang-barang miliknya dan menyewa jasa seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. 


Penulis: Muchlishon Rochmat
Editor: Kendi Setiawan