Syariah

Ini 3 Sebab Non Muslim Dapat Keringanan Siksa di Akhirat

Sel, 28 Maret 2023 | 18:00 WIB

Ini 3 Sebab Non Muslim Dapat Keringanan Siksa di Akhirat

Ilustrasi: Lintas agama.

Mungkinkah Allah meringankan siksa atas orang yang tidak beriman kepada-Nya?
 

Meringankan siksa bagi manusia yang berdosa merupakan sesuatu yang niscaya bagi Allah swt. Ia bisa saja memberikan keringanan atas siksa-siksa yang akan diterima hamba-Nya, bahkan mengampuni semua dosa-dosa yang pernah dilakukan mereka dan menempatkannya di surga juga hal yang niscaya dan sangat mungkin bagi-Nya. Dengan segala kuasa dan kehendak-Nya, Dia bisa melakukan apa pun yang Dia kehendaki.
 

Namun demikian, mungkinkah Allah meringankan siksa-siksa atas makhluk-Nya yang tidak percaya dan tidak beriman kepada-Nya? Jika mungkin, apa saja hal-hal yang bisa menjadi penyebab dari keringanan itu? 
 

Meringankan siksa bagi orang-orang yang tidak beriman kepada Allah (musyrik) merupakan sesuatu yang mungkin bagi-Nya, jika orang tersebut termasuk dari bagian orang-orang yang berhak untuk mendapatkan keringanan. Berikut ini perinciannya:
 

Pertama, Orang Tua dari Anak yang Mempelajari Al-Qur’an

Syekh Ismail Haqqi Al-Hanafi dalam salah satu tafsir monumentalnya, Tafsiru Ruhil Bayan, menegaskan betapa pentingnya mempelajari dan berpedoman pada Al-Qur’an. Menurutnya, sudah seharusnya bagi orang-orang yang berakal untuk mempelajari dan selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an, sebab di dalamnya terdapat keselamatan bagi dirinya, dan mampu meringankan siksa bagi kedua orang tuanya, sekalipun non muslim. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam salah satu hadits, dimana Rasulullah saw bersabda:
 

مَنْ اِسْتَظْهَرَ الْقُرْآنَ خُفِّفَ عَنْ وَالِدَيْهِ الْعَذَابُ وَإِنْ كَانَا مُشْرِكَيْنِ
 

Artinya, “Barangsiapa yang mempelajari/menghafal Al-Qur’an, makan akan diringankan siksa kedua orang tuanya, sekalipun keduanya adalah orang musyrik (orang yang menyekutukan Allah-tidak beriman).” (HR Ibnu Hibban dalam Kitab Al-Majruhin minal Muhadditsin dan Imam At-Thabrani dalam Kitab As-Shagir).
 

 

Kedua, Bersedekah

Para ulama berbeda pendapat perihal pahala orang-orang non Muslim yang bersedekah. Menurut mayoritas ulama, pahala sedekah yang dilakukan oleh non muslim tidak diberikan secara langsung kepada mereka, akan tetapi masih ditahan hingga masuk Islam. Dengan kata lain, jika sebelum meninggal masuk Islam, maka ia akan mendapatkan pahala sedekah yang pernah ia lakukan. Jika tidak, maka pahala itu tidak akan diberikan kepadanya.
 

Berbeda dengan pendapat Imam Ibnu Hajar Al-Haitami. Ia pernah ditanya perihal amal baik yang dilakukan non Muslim yang tidak membutuhkan niat, seperti sedekah, hadiah, dan pemberian. Kemudian ia menjawab bahwa dengan amal sosial itu akan menjadi penyebab diringankannya siksa oleh Allah, sebagaimana Allah meringankan siksa Abu Lahab setiap hari Senin karena bahagia dengan kelahiran Nabi Muhammad saw.
 

Syekh Sulaiman bin Umar Al-Bujairami Al-Mishri (wafat 1221 H) dalam kitabnya mengutip pendapat Imam Ibnu Hajar di atas. Dalam kitabnya disebutkan: “Imam Ibnu Hajar pernah ditanya: apakah orang kafir yang melakukan ibadah sosial yang tidak membutuhkan niat itu mendapatkan pahala? Seperti sedekah, hadiah, dan hibah?” Kemudian ia menjawab:
 

بِنَعَمْ يُخَفِّفُ اللَّهُ عَنْهُ الْعَذَابَ فِي الْآخِرَةِ أَيْ عَذَابَ غَيْرِ الْكُفْرِ كَمَا خَفَّفَ عَنْ أَبِي لَهَبٍ فِي كُلِّ يَوْمِ اثْنَيْنِ بِسَبَبِ سُرُورِهِ بِوِلَادَةِ النَّبِيِّ، وَإِعْتَاقِهِ ثُوَيْبَةَ حِينَ بَشَّرَتْهُ بِوِلَادَتِهِ
 

Artinya, “(Ibnu Hajar menjawab): Iya. Allah akan meringankan siksanya di akhirat, yaitu berupa siksa selain kekafirannya, sebagaimana Allah meringankan (siksa) Abu Lahab setiap hari Senin disebabkan kebahagiaannya dengan kelahiran Nabi Muhammad saw, dan pembebasannya terhadap Tsuwaibah (budaknya) ketika ia menceritakan kabar gembira dengan kelahiran nabi.” (Sulaiman Al-Bujairami, Hasyiyatul Bujairami ‘alal Khatib, [Beirut, Darul Fikr: 1415 H/1995 M], juz III, halaman 426).
 

Demikian penjelasan perihal penyebab diringankannya siksa-siksa orang-orang non-Muslim di akhirat. Wallahu a’lam.



Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.