Ketentuan Qadha Shalat saat Mulai dan Berhenti Haid
NU Online ยท Jumat, 17 Mei 2024 | 10:00 WIB
Shofiyatul Ummah
Kolomnis
Haid yang merupakan siklus bulanan perempuan tidak hanya berpengaruh pada aspek hormonal, namun tentunya juga berpengaruh secara hukum, utamanya berkaitan dengan kewajiban ibadahnya. Yang semula berkewajiban puasa menjadi tidak wajib dan yang semula harus shalat lima waktu dalam sehari menjadi tidak wajib selama haid masih berlangsung.ย
ย
Meski demikian, ibadah-ibadah tersebut ada yang perlu diqadhaย setelah haid selesai seperti puasa, dan ada yang tidak. Puasa menjadi salah satu ibadah yang wajib diqadhaย karena dianggap sangat mudah dan tidak memberatkan untuk dilaksanakan bagi seorang wanita saat darah mulai berhenti. Hal ini karena puasa fardhu hanya terjadi dalam satu tahun sekali dengan jumlah sebanyak satu bulan. (Ibrahim Al-Bajuri, Hasyiyah Al-Bajuri ala Ibn Qasim, [Darulย Ilmiโโโ:1980], juz I, halaman134).ย
ย
Selain itu ada juga ibadah yang tidak perlu diqadhaย seperti shalat. Secara umum shalat yang ditinggalkan orang haid memang tidak wajib untuk diganti (qadha) dengan alasan kewajiban mengqadhaย shalat dianggap dapat menjadi aturan syariaat yang memberatkan wanita. Hal ini tak lain karena shalat merupakan ibadah yang dilakukan sebanyak lima kali dalam sehari.ย
ย
Berkaitan dengan ketentuan di atas, terdapat hadits Nabi saw yang diceritakan oleh Sahabat Mu'adzah yang berbunyi:
ย
ุนู ู
ุนุงุฐุฉ ูุงูุช: ุฅู ุงู
ุฑุฃุฉ ุณุฃูุช ุนุงุฆุดุฉ ุฑุถู ุงููู ุนููุง ุฃุชูุถู ุงูุญุงุฆุถ ุงูุตูุงุฉุ ููุงูุช ุฃุญุฑูุฑูุฉ ุฃูุชุ ููุฏ ููุง ูุญูุถ ุนูุฏ ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ููุง ููุถู ููุง ูุคู
ุฑ ุจุงููุถุงุก. ุฑูุงู ุจู ุฏุงูุฏย
ย
Artinya "Dari Sahabat Muadzah ia berkata: "Bahwa ada wanita bertanya kepada Sayyidah Aisyah ra: โApakah wanita haid berkewajiban mengqadha shalat?"ย Sayyidah Aisyah kembali bertanya: โApakah engkau wanita Haruriyyah? Kami telah benar-benar mengalami haid di masa Rasul saw, kemudian kami tidak mengqadha shalat dan kami juga tidak diperintahkan untuk mengqadhanya." (HR Abu Dawud).ย
ย
Meski secara umum shalat tidak wajib untuk diqadha, namun ada beberapa shalat yang tetap berkewajiban diqadhaย karena ditinggalkan saat sudah mungkin untuk dilaksanakan. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Abu Dawud, Nabi saw menjelaskan:ย
ย
ุนู ุนุจุฏ ุงูุฑุญู
ู ุจู ุนูู ูุงู: ุงุฐุง ุทูุฑุช ุงูุญุงุฆุถ ูุจู ุงู ุบุฑุจ ุงูุดู
ุณ ุตูุช ุงูุธูุฑ ูุงูุนุตุฑ ูุงุฐุง ุทูุฑุช ูุจู ุงููุฌุฑ ุตูุช ุงูู
ุบุฑุจ ูุงูุนุดุงุก. ุฑูุงู ุงุจู ุฏุงูุฏย
ย
Artinya, โDari Abdurrahaman bin Auf nabi bersabda: โKetika wanita haid suci sebelum tenggelam matahari, maka ia berkewajiban shalat Dhuhur dan Ashar, dan jika ia suci sebelum fajar maka ia wajib melaksanakan shalat Maghrib dan Isyaโ.โ (HR. Abu Dawud). (Khalil Ahmad Al-Saharnafuri, Badzlulย Majhud fi Halli Sunani Abi Dawud, [Darul Kutub Al-Islamiyyah: 1973], juz II, halaman 303).
ย
Secara sekilas hadis di atas memberikan penjelasan bahwa kemungkinan munculnya kewajiban untuk mengqadhaย shalat bagi orang yang haid hanya akan terjadi saat baru mulai haid dan juga saat haid akan berhenti, dengan mempertimbangkan masih berkemungkinan melaksanakan shalat atau tidak pada waktu tersebut. ย ย
ย
Secara lebih eksplisit ulama fiqih lebih memperinci kewajiban qadha shalat bagi orang yang mulai haid, sebagaimana penjelasan Syekh Nawawi Al-Bantani:
ย
ูุงู ุทุฑุฃ ู
ุงูุน ูุญูุถ ุงู ููุงุณ ุงู ุฌููู ุงู ุงุบู
ุงุก ุงู ุณูุฑ ุงู ุฑุฏุฉ ุจุนุฏ ู
ุง ู
ุถู ู
ู ููุชูุง ุงู ุงูุตูุงุฉ ู
ุง ูุณุนูุง ุจุงุฎู ู
ู
ูู ูุทูุฑูุง ููุญู ุณูุณ ุงูุจูู ู
ู
ุง ูุง ูุตุญ ู
ุนู ุชูุฏูู
ุงูุทูุฑ ุนูู ุงูููุช ูุชูู
ู
ูุทูุฑ ุงูู
ุณุชุญุงุถุฉ ูุฒู
ู ูุถุงุกูุง
ย
Artinya, โJika baru terjadi hal yang menghalangi keabshan shalat seperti haid, nifas, gila, epilepsi, mabuk, atau murtad, setelah melewati waktu yang cukup untuk digunakan shalat secaraย seringan mungkin dan memuat sucinya bagi semisal orang beser,ย yakni setiap orang yang tidak sah untuk mendahulukan sucinya sebelum masuk waktu, seperti tayammum dan orang istihadah, maka ia wajib mengqadhaย shalatnya.โ (Nawawi Al-Bantani, Mirqatu Suโuduitย Tashdiq, [Al-Haramian: 1987], halaman 17).
ย
Secara lebih sederhana referensi di atas menjelaskan, jika wanita haid setelah masuknya waktu shalat yang sekira cukup untuk digunakan untuk melaksanakannya dengan standar minimal, maka ia wajib untuk mengqadhanya ketika darah telah berhenti.
ย
Namun jika wanita yang mengalami haid adalah orang yang sering berhadas, maka minimal waktunya adalah waktu yang dapat digunakan untuk shalat serta bersuci. ย
ย
Adapun saat berhenti haid, shalat yang wajib diqadha sebagaimana penjelasan yang disampaikan oleh Syekh Sulaiman al-Bujairimi:
ย
ูููููู ุฒูุงููุชู ููุฐููู ุงููุฃูุณูุจูุงุจู ุงููู
ูุงููุนูุฉู ู
ููู ููุฌููุจู ุงูุตููููุงุฉู ููููุฏู ุจููููู ู
ููู ุงููููููุชู ููุฏูุฑู ุชูููุจููุฑูุฉู ููุฃูููุซูุฑู ููุฌูุจูุชู ุงูุตููููุงุฉูุ ููุฃูููู ุงููููุฏูุฑู ุงูููุฐูู ููุชูุนูููููู ุจููู ุงููุฅููุฌูุงุจู ููุณูุชูููู ููููู ููุฏูุฑู ุงูุฑููููุนูุฉู ููุฏููููููุง
ย
Artinya, โAndaikan sebab-sebab yang mencegah dari kewajiban shalat hilang, sedangkan waktu shalat yang masih tersisa cukup untuk sekira membaca takbiratul ihram atau lebih, maka wajib baginya untuk mengqadhaย shalat. Karena kira-kira waktu yang berkaitan dengan kewajiban sepadan dengan kadar satu rakaat dan atau kurang dari satu rakat."ย (Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyah Bujairimiย 'alal Khatib, [Darulย Fikr: 2006], juz I, halaman 114).
ย
Sebagai tambahan, khusus dalam kasusย bersuci, wanita yang bersuci di waktu yang mungkin melakukan jamaโ shalat dengan shalat sebelumnya, wajib pula untuk mengqadha shalat sebelumnya.ย sebagaimana penjelasan berikut:ย
ย
ย ููููุฌูุจู ุงูุธููููุฑู ู
ูุนู ุงููุนูุตูุฑู ุจูุฅูุฏูุฑูุงูู ููุฏูุฑู ุฒูู
ููู ุชูููุจููุฑูุฉู ุขุฎูุฑู ููููุชู ุงููุนูุตูุฑู ููุชูุฌูุจู ุงููู
ูุบูุฑูุจู ู
ูุนู ุงููุนูุดูุงุกู ุจูุฅูุฏูุฑูุงูู ุฐููููู ุขุฎูุฑู ููููุชู ุงููุนูุดูุงุกู ููุงุชููุญูุงุฏู ููููุชููู ุงูุธููููุฑู ููุงููุนูุตูุฑู ููููููุชููู ุงููู
ูุบูุฑูุจู ููุงููุนูุดูุงุกู ููู ุงููุนูุฐูุฑูุ ููููู ุงูุถููุฑููุฑูุฉู ุฃูููููู
ย
Artinya, โDan wajib mengqadhaย shalat Dhuhur beserta Ashar dengan menemui waktu sekira cukup untuk membaca takbiratul ihram saat akhir waktu Ashar dan wajib mengqadhaย shalat Maghrib beserta Isya saat menemui akhir waktu Isya karena menyatunya dua waktu shalat Duhur dan Ashar, serta Maghrib dan Isya dalam hal uzur, sehingga dalam kondisi darurat menjadi lebih utama." ( Al-Bujairimi, II/40).ย Wallahuย a'lam.
Ustadzah Shofiyatul Ummah, Pengajar PPย Nurud-Dhalam Ganding Sumenep
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
5
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
6
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
Terkini
Lihat Semua