Syariah

Ragam Adab dan Norma Kesopanan Umat Islam

Senin, 10 Juli 2023 | 11:00 WIB

Ragam Adab dan Norma Kesopanan Umat Islam

Ragam Adab dan Norma Kesopanan Umat Islam. (Foto: NU ONline/Freepik)

Islam sebagai agama paripurna tidak hanya mengatur kehidupan manusia dalam aspek spiritual saja. Lebih dari itu, Islam juga mengatur aspek kehidupan sehari-hari; baik dalam bertingkah, berbuat, dan berperilaku. Umat Islam dituntut untuk selalu menjunjung nilai-nilai kesopanan, kelembutan, dan keteladanan, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.


Itu sebabnya, dalam salah satu haditsnya, nabi menegaskan bahwa salah satu tujuan utama di balik kerasulannya adalah untuk menyempurnakan akhlak,


إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ


Artinya, “Sesungguhnya, aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak (kesopanan).” (HR Abu Hurairah).


Dengan adab dan kesopanan yang selalu dijunjung tinggi, Islam bisa diterima oleh masyarakat yang sangat multikultural, hingga terus berkembang pesat mulai dari semenanjung Arab sampai bisa terus tersebar ke seluruh penjuru dunia. Oleh sebab itu, Islam dan kesopanan merupakan dua komponen yang tidak terpisahkan.


Nah, berikut ini penulis jelaskan ragam adab dan norma kesopanan dalam Islam yang penting untuk kita ketahui bersama, guna menerapkan dalam mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.


Ragam Adab dan Norma Kesopanan

Syekh Sayyid Amin dalam salah satu karyanya at-Tahliyatu wa at-Targhib fit Tarbiyati wa at-Tahzib, menjelaskan bahwa adab dan kesopanan memiliki banyak cabang dan dalam setiap kehidupan sehari-hari terdapat adabnya. Namun, sebelum membahas lebih lanjut tentang hal itu, penting bagi kita semua untuk mengetahui definisi dari adab agar bisa memahami dengan utuh konsep dan keragamannya.


Menurut Syekh Sayyid Amin, adab adalah bertingkah laku dengan perangai terpuji, yang diridhai oleh Allah, Rasulullah, dan semua orang-orang yang berakal. Hal itu dengan cara mengerjakan semua yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya, memperlakukan manusia dengan lemah lembut, sopan santun, membantu, menghormati mereka, tidak menyakiti, dan tidak mengganggu kehidupan mereka.


Sedangkan ragam atau macam-macam adab sangat banyak jumlahnya, di antaranya adalah selalu jujur dan berbuat baik kepada sesama, memiliki sifat malu, bijaksana, senang untuk bermusyawarah, dan lainnya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitabnya, ia mengatakan:


اَلْأَدَبُ أَنْوَاعُهُ كَثِيْرَةٌ: مِنْهَا اَلصِّدْقُ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَالْحَيَاءُ وَالْحِلْمُ وَمُحَادَثَةُ الْعُقَلاَءِ وَالْمَشُوْرَةُ وَكِتْمَانُ السِّرِّ وَالْمُرُوْءَةُ وَحُبُّ الْوَطَنِ وَتَرْكُ الْكِبْرِ 


Artinya, “Macam-macam adab itu sangat banyak: di antaranya adalah jujur, berperilaku baik, memiliki sifat malu, sabar, berdiskusi dengan orang-orang cerdas (bijak bestari), bermusyawarah, menyimpan rahasia, wibawa, cinta tanah air, dan tidak sombong.” (Syekh Amin, at-Tahliyatu wa at-Targhib fit Tarbiyati wa at-Tahzib, [Al-Hidayah, Surabaya: tt], halaman 12-13).


Itulah ragam dan macam-macam adab yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara selalu bersabar atas apa yang diterima olehnya, baik nikmat maupun ujian, selalu berbuat baik, baik pada manusia maupun alam dan makhluk lainnya, memiliki sifat malu terhadap perbuatan yang tidak diridhai oleh Allah dan rasul-Nya, senang untuk berdiskusi dengan orang-orang yang berpengetahuan, senang untuk bermusyawarah, menyimpan rahasia dan tidak menyebarkannya, menjaga kewibawaan, cinta pada tanah air dan tidak sombong.


Norma Kesopanan

Sedangkan norma kesopanan terbagi menjadi tiga bagian, (1) bersama orang-orang yang lebih tinggi derajatnya; (2) bersama orang-orang yang setara derajatnya; dan (3) bersama orang-orang yang lebih rendah derajatnya. Bagian pertama, seperti bersama orang tua, guru, dan pemerintah. Bagian kedua, seperti bersama saudara dan teman. Dan, bagian ketiga bersama orang-orang dengan gangguan jiwa atau orang yang tidak memiliki pengetahuan sama sekali.


1. Orang yang lebih tinggi derajatnya 

Seseorang jika bersama dengan orang-orang yang lebih tinggi derajatnya harus memperhatikan norma-norma kesopanan yang berkaitan dengannya. Misalnya, jika bersama orang tua maka harus selalu taat pada perintahnya (selama bukan perintah maksiat), berbakti kepadanya, menghormati, memuliakan, tidak melawan, dan tidak membantahnya.


Sedangkan norma kesopanan bersama guru adalah memuliakan, menghormati, duduk di hadapannya dengan sopan santun, mendengarkan nasihatnya, mengamalkan semua yang diajarkannya, bersungguh-sungguh dalam belajar kepadanya, tidak sibuk dengan urusannya saat belajar kepada gurunya, dan lainnya.


Dan yang terakhir adalah norma kesopanan bersama pemerintah, yaitu dengan cara menolong dan membantu semua undang-undang yang ditetapkan olehnya, menaati semua perintah dan aturannya, menghormati dan memuliakannya.


2. Orang yang setara derajatnya

Norma kesopanan yang kedua jika seseorang bersama dengan orang-orang yang setara derajatnya, seperti saudara dan teman-temannya, maka harus menumbuhkan cinta dan kasih sayang kepada mereka. Memperlakukan dengan baik, berbicara dengan lemah lembut, tidak menyakiti dan tidak mengganggunya, senantiasa menasihati jika salah, mengajarkan hal-hal penting yang tidak diketahuinya, mengarahkan pada yang baik, dan menjauhkan dari kejelekan.


3. Bersama orang yang lebih rendah derajatnya

Sedangkan norma kesopanan yang ketiga ketika seseorang bersama dengan orang-orang yang lebih derajatnya adalah tidak banyak berbicara dengannya, tidak berkata kecuali sekadar untuk menjawab pertanyaan dari mereka, karena khawatir sifat-sifat kekurangan yang ada dalam diri mereka akan membekas dalam dirinya. (Syekh Amin, 3-6).


Itulah beberapa norma-norma kesopanan dalam Islam yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Sayyid Amin dalam karyanya at-Tahliyatu wa at-Targhib fit Tarbiyati wa at-Tahzib. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.


Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.