Tafsir

Pengantar Tafsir Surat Al-Fil: Spesifikasi, Munasabah dan Keutamaannya

Rab, 17 Mei 2023 | 05:00 WIB

Pengantar Tafsir Surat Al-Fil: Spesifikasi, Munasabah dan Keutamaannya

Ilustrasi: Tafsir Anwarut Tanzil karya Imam Al-Baidhawi (NU Online - Ahmad Muntaha AM)

Spesifikasi Surat Al-Fil

Surat Al-Fil atau surat Alamtara sebagian ulama menyebutnya tergolong dalam surat Makiyah yang terdiri dari 5 ayat, 23 kalimat dan 96 huruf. Surat ini diturunkan setelah surat Al-Kafirun dan sebelum surat Al-Qiyamah. Surat ini merupakan surat ke-19 dari segi urutan turunnya.
 

Sayyid Thanthawi (wafat 2010) dalam tafsirnya, Tafsir Al-Washit, menjelaskan tujuan utama surat ini, yaitu setidaknya ada lima (5) sebagaimana berikut:

  1. Mengingatkan penduduk Makkah atas kemurahan (anugerah) Allah swt atas mereka dimana Allah menghalangi tipudaya musuh-musuh mereka dan menghalanginya dari merusak Baitul Haram.
     
  2. Menjelaskan bahwa Ka'bah atau Baitullah mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah. Barangsiapa menghendaki keburukan padanya, maka Allah akan membinasakannya.
     
  3. Kabar gembira untuk Nabi Muhammad saw bahwa Allah telah menjamin untuk melindunginya dan menolongnya dari musuh-musuhnya, seperti halnya Allah menolong penduduk Makkah dari Abrahah dan bala tentaranya.
     
  4. Memantapkan orang-orang mukmin atas perkara yang benar supaya keimanan mereka bertambah.
     
  5. Menjelaskan bahwa Allah adalah Sang Mahamenang atas segala perkara-Nya.(Muhammad Sayyid Thanthawi, Tafsir Al-Washit, [Cairo, Dar Nahdlah: 1997 M], juz XV, halaman 509).
 


Munasabah Surat Al-Fil

Syekh Wahbah Az-Zuhaili (wafat 2015) menjelaskan munasabah surat Al-Fil ini dengan surat sebelumnya, yaitu surat Al-Humazah, sebagai berikut:
 

ذكر اللَّه تعالى في السورة السابقة الهمزة حال الهمزة اللمزة الذي جمع مالا، وتعزز بماله، وأفاد تعالى أن المال لا يغني من اللَّه شيئا، ثم ذكر في هذه السورة الدليل على ذلك، بإيراد قصة أصحاب الفيل الذين كانوا أشدّ منهم قوة، وأكثر مالا، وأعظم عتوا، وقد أهلكهم اللَّه بأصغر الطير وأضعفه، ولم يغن عنهم مالهم ولا عددهم ولا قوتهم شيئا
 

Artinya, "Pada surat sebelumnya, Al-Humazah, Allah swt menyebutkan keadaan orang-orang yang suka menggunjing dan mencela yang mengumpulkan harta dan merasa kuat dengan hartanya. Allah swt mengabarkan bahwa harta sama sekali tidak dipandang oleh Allah. Kemudian dalam surat ini, Allah swt menyebutkan bukti hal itu dengan kisah Ashabul Fil yang lebih kuat,  hartanya lebih banyak, dan lebih biadab daripada mereka. Allah swt telah menghancurkan mereka dengan burung yang paling kecil dan lemah. Harta, jumlah, dan kekuatan mereka sama sekali tidak dapat menolong mereka." ( Wahbah bin Musthafa Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1418 H], juz XXX, halaman 403).


Syekh Muhammad Amin Al-Harari (wafat 2019 M) dalam tafsirnya, Hadaiqur Ruh war Raihan menjelaskan munasabah surat Al-Fil ini dengan surat sebelumnya, Al-Humazah, sebagai berikut:
 

ومناسبتها لما قبلها: أنه بيَّن في السورة السابقة أن المال لا يُغني من الله شيئًا، وهنا أقام الدليل على ذلك بقصص أصحاب الفيل. وقال أبو حيان: مناسبتها لما قبلها: أنه سبحانه وتعالى لما ذكر فيما قبلها عذاب الكفار في الآخرة .. أخبر هنا بعذاب ناس منهم في الدنيا
 

Artinya, "Munasabah surat Al-Fil dengan surat sebelumnya, Al-Humazah, adalah: "Allah menjelaskan pada surat sebelumnya bahwa Allah tidak sama sekali menganggap harta, kemudian disini Allah membuktikannya dengan dalil kisah Ashabul Fil." Ibnu Hayyan berkata: "Munasabah surat Al-Fil dengan surat sebelumnya, Al-Humazah ialah:  "Allah saat menyebutkan pada surat sebelumnya, Al-Humazah, siksa orang-orang kafir di Akhirat, di sini Allah mengabarkan siska di dunia untuk sebagian manusia." (Muhammad Amin Al-Harari, Hadaiqir Ruh war Raihan, [Beirut, Dar Thuqun Najah: 2001 ], juz XXXII halaman 328).
 

 

Keutamaan Surat Al-Fil

Al-Imam Al-Baidlawi (wafat 685 H) menyebutkan riwayat berkenaan dengan keutamaan surat Al-Fil sebagai berikut:
 

عن النبي صلّى الله عليه وسلم: من قرأ سورة الفيل أعفاه الله أيام حياته من الخسف والمسخ
 

Artinya, "Dari Nabi saw: "Barangsiapa membaca surat Al-Fil Allah akan melindunginya dari tertelan bumi dan berubah wujud di hari-hari kehidupannya." (Nasiruddin As-Syirazi Al-Baidhawi, Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta'wil, [Beirut, Darul Ihya': 1418 H], juz V, halaman 339). Wallahu a'lam bisshawab.

 


Ustadz Muhammad Hanif Rahman, khadim Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo