Tafsir

Tafsir Surat Al-Humazah Ayat 4-9: Tiga Sifat Neraka Huthamah

Jum, 12 Mei 2023 | 05:00 WIB

Tafsir Surat Al-Humazah Ayat 4-9: Tiga Sifat Neraka Huthamah

Ilustrasi: Neraka (freepik).

Berikut ini adalah teks, terjemahan dan kutipan sejumlah tafsir ulama atas surat Al-Humazah ayat 4-9. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: 

 

كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ (٤) وَمَآ اَدْرٰكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ (٥) نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ (٦) الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ (٧) اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ (٨) فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ ࣖ (٩)

 

(4) Kallā layumbażannafil khutamah. (5) Wamaa adraakamal hutamah. (6) Nāarullāhil mūqadah. (7) Allatiī tațțhali'u 'alal afidah. (8) Innahaā alaihim mu'sadah. (9) Fii' amadimmumaddadah.

 

Artinya, (4) "Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah. (5) Tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah? (6) (Ia adalah) api (azab) Allah yang dinyalakan, (7) yang (membakar) naik sampai ke hati. (8) Sungguh, Ia (api itu) tertutup rapat (sebagai hukuman) atas mereka, (9) (sedangkan mereka itu) Diikat pada tiang-tiang yang panjang."

 

Ragam Tafsir Surat Al-Humazah Ayat 4-9

Pada ayat kedua sampai ketiga Allah swt menegaskan bahwa si pengumpat yang mengumpulkan dan menghitung-hitung harta menduga bahwa harta itu akan mengekalkannya. Kemudian ayat 4-9 di atas membantah dugaan mereka sambil mengancam yang bersangkutan:
 

"Yakni yang sebenarnya tidaklah seperti yang mereka kira dan mereka duga. Keadaan yang sebenarnya, yaitu sesungguhnya orang yang menghimpun harta dan yang menghitung-hitungnya akan dicampakkan ke dalam Hutamah. Hutamah adalah nama lain dari neraka. Dinamakan demikian karena ia meremuk-redamkan orang yang dimasukkan ke dalamnya."
 

"Sabit Al-Bannani mengatakan bahwa api neraka Hutamah membakar mereka sampai ke hatinya, sedangkan mereka dalam keadaan tetap hidup. Bilamana azab mencapai puncaknya, maka mereka hanya dapat menjerit dan menangis merasakan sakitnya yang tiada terperikan. Muhammad Ibnu Ka'b Al-Qurazi mengatakan bahwa api neraka Hutamah membakar semua anggota tubuh penghuninya; dan apabila api itu sampai ke hatinya dan mencapai batas tenggorokannya, maka kembalilah api itu ke tubuhnya." (Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, [Bairut, Dar-Kitab Ilmiyah: 1419 H], juz IV, halaman 481-482).

 

Terkait dengan neraka Hutamah, Imam Al-Qurthubi (wafat 671 H) mengatakan alasan penamaan Huthamah ialah karena ia menghancurkan apapun yang dilemparkan ke dalamnya, Ia memecahkannya dan meremukannya.

 

Masih menurut Al-Qurthubi dalam tafsirnya, neraka Hutamah adalah tingkatan neraka Jahanam yang keenam. 
 

AI-Mawardi menceritakannya dari Al-Kalbi, AI-Qusyairi menceritakan darinya, bahwa Huthamah adalah lapisan bawah neraka yang kedua. Adh-Dhahhak berkata: "Ia adalah lapisan bawah yang keempat." Menurut lbnu Zaid: "Ia adalah salah satu nama dari nama-nama neraka Jahanam." (Syamsudin Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, [Mesir, Darul Kutub Al-Mishriyah: 1384 H/1964 M], juz XX, halaman 184).

 

Syekh Wahbah Az-Zuhaili (wafat 2015) menjelaskan faidah penyifatan neraka jahanam dengan nnama Huthamah yang maknanya secara bahasa adalah menghancurkan: 

 

وفائدة وصف جهنم بالحطمة مناسبتها لحال المتكبر المتجبر بماله، المترفع على غيره، فهي تكسر كسرا كل م يلقى فيها، لا تبقي ولا تذر

 

Artinya, "Faedah penyifatan neraka Jahanam dengan huthamah (menghancurkan) adalah kesesuaiannya dengan kondisi orang yan​​​​​​​g takabur dengan hartanya dan merasa lebih tinggi dari orang lain. Neraka tersebut benar-benar dapat menghancurkan setiap apa yang dilemparkan ke dalamnya sehingga tidak akan berbekas dan tersisa." 

 

Sedangkan idhafah yang terdapat dalam kalimat نار الله "narullah" bertujuan untuk memperbesar perkara neraka, yakni bahwa ia adalah neraka yang berbeda dengan neraka-neraka lainnya.

 

Sederhananya, tiga ayat terakhir, yakni ayat 7, 8 dan 9 merupakan tiga sifat dari neraka Huthamah. Berikut ini keteran​​​​​​​gan singkatnya: 

 
  1. Neraka yang membakar dan menyelimuti hati dengan panasnya, serta membakar manusia dalam keadaan hidup-hidup. Hati merupakan organ tubuh yang paling merasakan sakit. ​​​​​​​
    Adapun hati disebutkan secara khusus karena merupakan tempat akidah yang menyimpang, niat buruk, akhlak tercela berupa takabur dan merendahkan manusia lain, dan perbuatan-perbutan yang tidak baik lainnya.
     
  2. Seluruh pintu neraka tertutup bagi mereka dan tidak ada jendela. Mereka tidak akan dapat keluar dari neraka tersebut. 
     
  3. Di neraka juga terdapat tiang-tiang yang terpampang memanjang dan kuat. Imam Muqatil berkata: "Pintu-pintu neraka tertutup atas mereka, kemudian neraka tersebut dikuatkan dengan tiang-tiang dari besi. Tidak ada satu pun pintu yang dibuka bagi mereka dan tidak ada udara yang masuk ke mereka." (Wahbah bin Musthafa Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1418 H], juz XXX, halaman 400-401).
 

Dengan demikian ayat tersebut memberi pengertian betapa dahsyatnya siksaan neraka, yakni neraka merupakan tempat yang sangat dalam seperti sumur. Pintu-pintunya tidak dapat dibuka. Untuk menambah siksaanya, pintunya juga ditutup sangat rapat untuk membuat para penghuni neraka putus asa untuk dapat keluar darinya dan di dalamnya terdapat tiang-tiang dengan api yang berkobar-kobar. Tidak ada harapan untuk dapat memadamkannya atau mengurangi potensi panasnya yang begitu dahsyat. Wallahu a'lam bisshawab.

 

Ustadz Muhammad Hanif Rahman, khadim Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo