Tafsir

Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 1: Komitmen Ahli Kitab Sebelum Kedatangan Nabi

Jum, 23 Desember 2022 | 05:00 WIB

Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 1: Komitmen Ahli Kitab Sebelum Kedatangan Nabi

Tafsir surat Al-Bayyinah ayat 1: komitmen Ahli Kitab

Berikut ini adalah teks, terjemahan, spesifikasi surat dan kutipan sejumlah tafsir ulama atas surat Al-Bayyinah ayat 1:



لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ حَتّٰى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُۙ (١)



(1)  Lam yakunillażīna kafarụ min ahlil-kitābi wal-musyrikīna munfakkīna ḥattā tatiyahumul-bayyinah.

 


Artinya: "(1) Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang nyata."


 


Nama-Nama Surat Al-Bayyinah

Surat ini mempuyai banyak nama. Selain al-Bayyinah dinamakan juga dengan surat Lam Yakun, Al-Qayyimah, Al-Bariyah, dan surat Munfakkin. Surat ini tergolong surat Madaniyah menurut mayoritas ulama sebagaimana disampaikan oleh Imam Al-Qurthubi. Terdiri atas delapan ayat, 94 kalimat dan 399 huruf.
 

 


Keutamaan Surat al-Bayyinah

Imam Al-Qurthubi (wafat 671 H) menyebutkan hadits terkait keutamaan surat ini:
 

 


رُوِيَ عَنْ أَنَسٍ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ: إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ: لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا. قَالَ: وَسَمَّانِي لَكَ؟ قَالَ: نَعَمْ. فَبَكَى


 


Artinya, "Diriwayatkan dari sahabat Anas: "Sesungguhnya Nabi saw berkata kepada Ubay bin Ka'ab": "Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk membacakan kepadamu surat ‘Lam Yakunilladzina Kafaru’.” Ubay berkata, “Dia (Allah) menyebut namaku kepadamu, wahai Rasulullah?,” Nabi saw menjawab: “Iya.” Ubay pun menangis." (HR Al-Bukhari dan Muslim)


Menurut Al-Qurthubi hadits di atas  memberikan pemahaman semestinya guru membacakan ilmu kepada muridnya. Nabi saw membacakan surat Al-Bayyinah ini kepada Ubay untuk memberikan pelajaran kepada manusia tentang sikap tawadhu', supaya tidak meremehkan pengajaran ilmu dan membacakannya kepada orang yang derajatnya lebih rendah darinya. (Syamsudin Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, [Mesir, Darul Kutub al-Mishriyah: 1384 H/1964 M], juz XX, halaman 139).
 

 


Ragam Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 1

Al-Wahidi sebagaimana dikutip oleh Ar-Razi menyatakan ayat ini adalah ayat yang paling sulit maknanya:



قَالَ الْوَاحِدِيُّ فِي كِتَابِ «الْبَسِيطِ» : هَذِهِ الْآيَةُ مِنْ أَصْعَبِ مَا فِي الْقُرْآنِ نَظْمًا وَتَفْسِيرًا، وَقَدْ تَخَبَّطَ فِيهَا الْكِبَارُ مِنَ الْعُلَمَاءِ



Artinya, "Al-Wahidi berkata dalam kitabnya Al-Basit: "Ayat ini merupakan ayat Al-Qur'an yang paling sulit susunan redaksi dan tafsirnya. Sungguh para pembesar ulama telah membabi-buta dalam menafsirkan ayat ini."



Namun Ar-Razi menyayangkan ungkapan Al-Wahidi yang tidak memberi penerangan ringkas terkait sisi letak paradoksnya. (Fakhruddin Ar-Razi, Tafsir Mafatihul Ghaib, [Beirut, Darul Ihya’: 1420 H], juz XXXII, halaman 237).




Syekh Nawawi Banten (wafat 1371 H) mengungkapkan penjelasan ayat di atas, bahwa orang-orang kafir dari dua kelompok yaitu Yahudi dan Nasrani, mereka berkata sebelum Nabi Muhammad diutus: "Kami tidak akan meninggalkan dan melepaskan diri dari agama yang kami peluk sampai diutusnya nabi yang dijanjikan. Ia adalah sesosok nabi yang tertulis dalam kitab Taurat dan Injil, yakni Nabi Muhammad saw." Kemudian Allah mengisahkan kepada mereka tentang janji mereka untuk sepakat satu kata dalam kebenaran jika rasul telah datang. Lalu mereka terpecah-belah dan tetap pada kekufurannya setelah datang Rasul yang telah dijanjikan itu.



Sedangkan makna Al-Bayyinah menurut Syekh Nawawi adalah:



وهي الرسول وسمي بالبينة لأن مجموع الأخلاق الحاصلة فيه كان بالغا إلى حد كمال الإعجاز



Artinya: "Adapun Al-Bayyinah maksudnya adalah Rasul. Dinamakan dengan Al-Bayyinah karena keseluruhan akhlak pada diri Rasul telah sampai pada batas kesempurnaan i'jaz (melemahkan orang lain untuk menentangnya)."



Sedangkan menurut Al-Baidhawi yang dimaksud Al-Bayyinah adalah Nabi Muhammad saw atau Al-Qur'an, karena Nabi merupakan orang yang menjelaskan (mubayyin) perkara yang hak; atau kemukjizatan Rasul dengan akhlak-akhlak Al-Qur'an, serta bantahan Nabi kepada siapapun yang menentangnya dengan Al-Qur'an. (Muhammad Nawawi Al-Jawi, At-Tafsîrul Munîr li Ma’âlimit Tanzîl, [Surabaya, al-Hidayah], juz II, halaman 455) dan (Nasiruddin as-Syairazi al-Baidhawi, Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta'wil, [Beirut, Darul Ihya': 1418 H], juz VI, halaman 328).



Syekh Wahbah az-Zuhaili menjelaskan maksud ayat tersebut sebagai berikut:



والمراد إخبار اللَّه تعالى عن الكفار أنهم لن ينتهوا عن كفرهم وشركهم باللَّه، حتى يأتيهم الرسول صلّى اللَّه عليه وسلّم وما جاء به من القرآن، فإنه بيّن لهم ضلالتهم وجهالتهم، ودعاهم إلى الإيمان



Artinya, "Maksud ayat adalah Allah mengabarkan orang-orang kafir, mereka tidak akan berhenti dari kekufuran dan menyekutukan Allah sampai datang kepada mereka seorang Rasul saw yang  membawa ajaran Al-Qur'an. Rasul akan menjelaskan kebodohan dan kesesatan mereka, kemudian mengajak mereka beriman. (Wahbah bin Musthafa az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1418 H], juz XXX, halaman 343).




Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa Allah mengabarkan orang-orang kafir dari golongan ahli kitab, yakni Yahudi dan Nasrani dan orang-orang musyrik penyembah berhala di saat sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw. Mereka berkomitmen dan berjanji akan meninggalkan tuntunan agama yang dipercayainya jika nabi yang dijanjikan itu telah datang. Wallahu a'lam


 

Ustadz Muhammad Hanif Rahman, Dosen Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo