Tafsir Surat Al-Quraisy Ayat 1-4: Anugerah dan Nikmat Besar bagi Bani Quraisy
Sabtu, 21 Desember 2024 | 11:00 WIB
Achmad Khoirudin
Kolomnis
Surat Al-Quraisy merupakan surat ke-106 dalam urutan mushaf Al-Qur’an, berada dalam juz 30 dan terdiri dari 4 ayat. Surat ini menurut jumhur ulama tergolong surat Makkiyah. Surat Al-Quraisy menceritakan tentang nikmat-nikmat besar yang Allah berikan kepada Bani Quraisy di Makkah.
Surat ini menggambarkan persatuan dan persaudaraan di antara mereka, serta keamanan dan kemakmuran yang mereka nikmati melalui perdagangan antara Yaman dan Syam. Bani Quraisy juga dianugerahi keamanan di tempat suci mereka, memungkinkan mereka hidup damai tanpa peperangan. Surat ini menekankan pentingnya bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan rezeki dan menjamin keamanan mereka.
Berikut ini disajikan teks, transliterasi, terjemahan, dan kutipan beberapa tafsir ulama mengenai Surat Al-Quraisy ayat 1-4:
لِإِيلافِ قُرَيْشٍ (١) إِيلافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتاءِ وَالصَّيْفِ (٢) فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هذَا الْبَيْتِ (٣) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (٤
Artinya: “Disebabkan oleh kebiasaan orang-orang Quraisy [1]. (Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas (sehingga mendapatkan banyak keuntungan) [2]. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah) [3]. Yang telah memberi mereka makanan untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut.[4]”
Keutamaan Surat Al-Quraisy
Imam Ibnu Katsir mengutip perkataan Imam Baihaqi dalam kitab Al-Khilafiyat, riwayat hadis dari Ummi Hani’ binti Abi Thalib: Sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Allah telah menganugerahi suku Quraisy tujuh keistimewaan: Bahwa Aku (Muhammad) berasal dari mereka, kenabian ada pada mereka, pengurus Ka'bah (Hijabah) ada pada mereka, pelayanan air minum (Siqayah) ada pada mereka, Allah menolong mereka atas Pasukan Gajah, mereka menyembah Allah selama sepuluh tahun di mana tidak ada yang menyembah-Nya selain mereka, dan Allah menurunkan satu surat dari Al-Quran tentang mereka, kemudian Rasulullah membacakan Surat Al-Quraisy”( Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’anul ‘Adhim, [Bairut:Darul Kutub Al-‘Ilmiyah,1419 H], Jilid VIII, hal. 366).
Imam Az-Zamakhsari juga menyebutkan keutamaan membaca Surat Al-Quraisy dari riwayat Ats-Tsa’labi, Al-Wahidi, dan Ibnu Marduwaih, ia mengatakan:
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ أَعْطَاهُ اللهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ بِعَدَدِ مَنْ طَافَ بِالْكَعْبَةِ وَاعْتَكَفَ بِهَا
Artinya: “Barang siapa yang membaca surat liilaafi quraisy maka Allah akan memberinya sepuluh kebaikan sesuai banyaknya orang yang thawaf dan beri’tikaf di Ka’bah” (Imam Az-Zamakhsari, Al-Kasyaf ‘an Haqaiq Ghawamidhit Tanzil, [Beirut, Darul Kitab Al-‘Arabi: 1407 H], jilid IV, hal. 803).
Syekh Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir (Damaskus, Darul Fikr, 1441 H/XXX:412) menjelaskan, dinamakan surat Al-Quraisy karena untuk mengingatkan Bani Quraisy dengan nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka pada permulaan surat: Liilaafi Quraisy. Selain itu. Syekh Wahbah (XXX/417-418) juga menambahkan, surat ini mengandung pesan yang sangat mendalam tentang nikmat-nikmat besar yang Allah berikan kepada Bani Quraisy, baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun keamanan. Nikmat tersebut seharusnya mendorong mereka untuk lebih bersyukur dengan menyembah dan mengesakan Allah sebagai Tuhan yang telah memberikan rezeki dan rasa aman.
Munasabah dengan Surat Sebelumnya
Syekh Wahbah Zuhaili menjelaskan, munasabah atau korelasi Surat Al-Quraisy dengan surat sebelumnya (Surat Al-Humazah) ditinjau dari dua sisi:
- Kedua surat tersebut mengingatkan tentang nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada penduduk Makkah. Surat Al-Fil menceritakan tentang hancurnya tentara gajah yang ingin merobohkan Baitullah (ka’bah) yang merupakan fondasi kemuliaan dan kehormatan mereka. Sedangkan Surat Al-Quraisy menyebutkan nikmat yang lain yang bersifat sosial dan ekonomi, yakni Allah SWT memberikan rasa kasih sayang dan persatuan di antara mereka, dan memuliakan mereka dengan nikmat keamanan dan ketenangan. Dan juga nikmat kekayaan dan kemakmuran dengan menguasai ekonomi perdagangan di Hijaz, serta melakukan dua perjalanan, yaitu perjalanan musim panas ke Syam dan perjalanan musim dingin ke Yaman.
- Surat Al-Quraisy sangat berhubungan dengan surat sebelumnya, karena adanya ta’aluq huruf jar pada awal dan akhir surat sebelumnya “liilafi quraisy(in)” maka kedua surat ini dalam mushaf Ubay menjadi satu surat. Tetapi dalam mushaf Al-Imam Surat Al-Quraisy dan surat sebelumnya dipisah dengan menggunakan basmalah. (Zuhaili, XXX/412)
Sababun Nuzul
Imam Jalaludin As-Suyuti memaparkan banyak sekali asbabun nuzul Surat Al-Quraisy diantaranya yaitu riwayat Al-Khatib dari Sa’id bin Musayyib:
أخْرَجَ الخَطِيبُ في تارِيخِهِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ المُسَيِّبِ قالَ: قالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: إنَّ اللَّهَ فَضَّلَ قُرَيْشًا بِسَبْعِ خِصالٍ: أنِّي مِنهم وأنَّ اللَّهَ أنْزَلَ فِيهِمْ سُورَةً كامِلَةً مِن كِتابِهِ لَمْ يَذْكُرْ فِيها أحَدًا غَيْرَهم وأنَّهم عَبَدُوا اللَّهَ عَشْرَ سِنِينٍ لا يَعْبُدُهُ أحَدٌ غَيْرُهم وأنَّ اللَّهَ نَصَرَهم يَوْمَ الفِيلِ وأنَّ الخِلافَةَ والسِّقايَةَ والسَّدانَةَ فِيهِمْ
Artinya: "Dari Al-Khatib dalam kitab tarikhnya dari Sa’id Bin Musayyib berkata: Rasulullah bersabda: sesungguhnya Allah telah menganugerahkan Bani Quraisy tujuh keistimewaan: Aku (Muhammad) berasal dari mereka, Allah telah menurunkan satu surat yang sempurna dari kitab-Nya kepada mereka yang tidak menyebutkan selain mereka, mereka menyembah Allah selama sepuluh tahun di mana tidak ada yang menyembah-Nya selain mereka, Allah memberi mereka kemenangan pada peristiwa Tentara Abrahah (peristiwa Tahun Gajah). Dan kekhalifahan, pemeliharaan air zamzam, serta penjagaan Ka'bah (Saddanah) ada di tangan mereka." (Imam Jalaludin As-Suyuti, Ad-Durrul Mantsur, (Beirut, Darul Fikr], jilid VII, halaman 635).
Tafsir Surat Al-Quraisy
Menurut Ibnu Katsir ayat pertama dan kedua menjelaskan bahwa, perjalanan yang biasa dilakukan oleh Bani Quraisy, yaitu perjalanan di musim dingin ke Yaman dan musim panas ke Syam untuk berdagang dan keperluan lainnya. Kemudian mereka pulang ke negeri mereka dengan aman dalam perjalanan, karena kedudukan mereka yang tinggi di mata masyarakat, sebagai penduduk Tanah Suci Allah. Siapa pun yang mengenal mereka akan menghormati mereka bahkan siapa yang berusaha mendekati dan ikut bersama mereka akan merasa aman. Inilah kondisi mereka dalam perjalanan di musim dingin dan panas.
Ibnu Jarir berkata: Yang benar adalah huruf “lam” pada lafaz liila fi bermakna lam ta'ajjub (lam untuk keheranan), seolah-olah Allah berkata: Heranlah kalian terhadap persatuan Bani Quraisy dan nikmat yang Aku berikan kepada mereka. Ibnu Jarir juga mengatakan bahwa ini didasarkan pada kesepakatan orang-orang muslim yang berpendapat bahwa kedua surat tersebut merupakan surat yang terpisah dan berdiri sendiri. (Ibnu Katsir, VIII/366)
Kemudian ayat falya’budu... Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa Bani Quraisy diperintahkan untuk menyembah dan mengesakan Allah SWT, karena mereka telah dipersatukan dalam dua perjalanan. dan frasa al-bait merujuk pada Ka'bah. Rabba hadal bait (tuhan rumah ini) memiliki dua sisi makna: Pertama, karena mereka memiliki berhala-berhala, maka Allah membedakan diri-Nya dari itu. Kedua, karena ka’bah mereka dimuliakan seluruh Arab, maka Allah menyebutkan hal ini sebagai pengingat akan nikmat-Nya.(Imam Al-Qurthubi, Al-Jami’ Lil Ahkamil Qur’an,[Kairo;Darul Kutub Al-Misriyah,1384 H], Jilid XX, hal 208)
Imam Al-Qurthubi juga menjelaskan ayat alladzi ath’amahum... maknanya ialah Allah yang telah memberi Bani Quraisy makanan setelah lapar. Dan memberikan keamanan mereka dari rasa takut. Ibnu Abbas berkata: hal Itu karena doa Nabi Ibrahim As yang berbunyi:
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَراتِ
Artinya: "Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Makkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan (hasil tanaman, tumbuhan yang bisa dimakan) kepada penduduknya." (QS. Al-Baqarah: 126).
Ibnu Zaed mengatakan: Dahulu, suku Arab sering saling menyerang dan menawan satu sama lain, tetapi Bani Quraisy merasa aman di tempat yang suci ini. Kemudian Ibnu Zaed membacakan ayat:
أَوَلَمْ نُمَكِّنْ لَهُمْ حَرَمًا آمِنًا يُجْبى إِلَيْهِ ثَمَراتُ كُلِّ شَيْءٍ
Artinya: "Bukankah Kami telah mengukuhkan kedudukan mereka di tanah haram yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan).(QS. Al-Qasas: 57). Ada pula yang mengatakan bahwa perjalanan di musim dingin dan musim panas sangat berat bagi mereka, lalu Allah menanamkan ke dalam hati bangsa Habasyah untuk mengirimkan makanan kepada mereka melalui kapal. Ketika Habasyah datang,Bani Quraisy merasa takut dan mengira mereka datang untuk memerangi mereka, lalu mereka keluar dengan waspada, tetapi ternyata mereka membawa makanan dan memberi mereka pertolongan. Jadi, penduduk Makkah keluar menuju Jeddah dengan unta dan keledai untuk membeli makanan, yang jaraknya hanya dua malam." (Al-Qurthubi, XX/209)
Pesan dalam Surat Al-Quraisy
Allah SWT memerintahkan dalam surat ini kepada Bani Quraisy, yang berasal dari keturunan Al-Nadr bin Kinanah, untuk menyembah dan mengesakan Allah. Allah juga telah memberikan banyak nikmat kepada mereka, di antaranya:
- Penghancuran tentara Gajah dan mengusir Mereka dari Makkah: Mereka dihancurkan juga karena kekufurannya, ini merupakan cara untuk menghindari bahaya besar yang pasti akan terjadi jika bukan karena penjagaan dan perlindungan Allah, serta memberikan keamanan, keselamatan, dan ketenangan di sekitar ka’bah.
- Nikmat Rezeki dan Kecukupan: Ini merupakan hasil dari perjalanan mereka ke Yaman di musim dingin dan ke Syam di musim panas untuk mencari berbagai jenis perdagangan, termasuk makanan dan pakaian, serta rasa aman dari serangan suku Arab yang ingin menyerang mereka, karena mereka adalah penghuni ka’bah (rumah Allah).
- Nikmat Keamanan dari Ketakutan: Baik di dalam Makkah, di mana Allah menjadikan Makkah sebagai negeri yang aman, ketika orang-orang dari sekitarnya sering diserang, maupun di luar Makkah saat mereka melakukan perjalanan untuk berdagang dan mencari nafkah.
- Nikmat Keberadaan ka’bah: Keberadaan Ka'bah yang dimuliakan dan dihormati oleh bangsa Arab, yang merupakan pondasi kemuliaan dan kehormatan mereka. Mereka dimuliakan dengan keberadaan Ka'bah di atas seluruh bangsa Arab, sehingga Allah mengingatkan mereka akan nikmat ini.
Dengan demikian, Surat Al-Quraisy mengandung pesan yang sangat mendalam tentang nikmat-nikmat besar yang Allah berikan kepada Bani Quraisy, baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun keamanan. Berbagai kenikmatan ini seharusnya dijadikan sebagai motivasi untuk lebih bersyukur dengan cara menyembah dan mengesakan Allah sebagai Tuhan yang telah memberikan berbagai anugerah kepada mereka. Waallahu a’lam
Achmad Khoirudin, Mahasantri Ma'had Aly Al-iman Bulus Purworejo
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
2
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
3
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
4
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
5
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
6
Khutbah Jumat: Peringatan Al-Qur'an, Cemas Jika Tidak Wujudkan Generasi Emas
Terkini
Lihat Semua