Tafsir

Tafsir Surat Az-Zalzalah Ayat 1-3: Saat Bumi Tergoncang Dahsyat

Sab, 7 Januari 2023 | 05:00 WIB

Tafsir Surat Az-Zalzalah Ayat 1-3: Saat Bumi Tergoncang Dahsyat

Ilustrasi: Tafsir Ibnu Katsir (NU Online).

Berikut ini adalah teks, terjemahan dan kutipan sejumlah tafsir ulama atas surat Surat Az-Zalzalah Ayat 1-3:
 

 

اِذَا زُلْزِلَتِ الْاَرْضُ زِلْزَالَهَاۙ (١) وَاَخْرَجَتِ الْاَرْضُ اَثْقَالَهَاۙ (٢) وَقَالَ الْاِنْسَانُ مَا لَهَاۚ (٣)


 

(1) Iżā zulzilatil-ardu zilzālahā (2) wa akhrajatil-ardu asqālahā (3) wa qālal-insānu mā lahā.


 

Artinya: "(1) Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat, (2) bumi mengeluarkan isi perutnya, (3) dan manusia bertanya, “Apa yang terjadi dengannya (bumi)?.”


 

Ragam Tafsir Surat Az-Zalzalah ayat 1-3

Syekh Nawawi Banten (wafat 1316 H) menjelaskan perbedaan ulama terkait waktu terjadinya guncangan dahsyat itu. Apakah terjadi saat ditiupnya terompet pertama atau setelah ditiupnya terompet kedua. Berikut selengkapnya:
 

 

إِذا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزالَها (1) أي إذا تحركت الأرض حركة شديدة فانكسر ما عليها من الشجر والجبال والبنيان، وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقالَها (2) أي أحمالها من الأموال، أو الأموات، ثم إن كان المراد من هذه الزلزلة الزلزلة الأولى فالمعنى: أخرجت الأرض الكنوز في زمن بعد عيسى، أو عند النفخة الأولى، فيمتلئ ظهر الأرض ذهبا ولا يلتفت أحد إليه، فكأن الذهب يصيح ويقول: إما كنت تخرب دينك ودنياك لأجلي، وإن كان المراد منها الزلزلة الثانية عند النفخة الثانية، فالمعنى: أخرجت الأرض الموتى أحياء كالخروج من الأم وقت الولادة، أو لفظتهم ميتين كما دفنوا، ثم يحييهم الله تعالى، وذلك على الخلاف بين العلماء


Artinya, “Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat. Yakni apabila bumi diguncang dengan guncangan yang kencang, kemudian apa yang ada di atasnya termasuk pohon, gunung dan bangunan menjadi hancur. Bumi mengeluarkan isi perutnya, yakni muatan-muatannya berupa harta atau orang-orang yang telah meninggal. Kemudian jika yang dimaksud dengan guncangan ini adalah guncangan pertama, maka maknanya adalah bumi mengeluarkan isinya. Kejadian ini di zaman setelah Nabi Isa as. Atau ketika tiupan terompet pertama, kemudian permukaan bumi dipenuhi dengan emas, namun tak seorang pun memperhatikannya. Seakan-akan emas tersebut berteriak dan berkata:"Adakalanya engkau merobohkan agama dan duniamu sebab aku". Namun, jika yang di maksud adalah guncangan kedua ketika tiupan terompet kedua, maka maknanya adalah bumi mengeluarkan orang-orang yang telah mati menjadi hidup kembali seperti saat dilahirkan ibunya, atau mereka dikeluarkan dalam keadaan mati seperti saat dikubur, kemudian Allah menghidupkan kembali mereka. Hal itu berdasarkan perbedaan pendapat ulama." (Muhammad Nawawi Al-Jawi, At-Tafsîrul Munîr li Ma’âlimit Tanzîl, [Surabaya, al-Hidayah], juz II, halaman 655).  


 


Penjelasan di atas menyebutkan, perbedaan ulama terkait waktu goncangan dasyat itu terjadi. Perbedaan tersebut terbagi menjadi dua: pertama, kejadian itu terjadi ketika tiupan trompet pertama, maka yang dikeluarkan bumi adalah harta benda termasuk emas. Kedua, kejadiannya ketika tiupan terompet kedua, maka yang dikeluarkan bumi adalah orang-orang mati yang telah terkubur di dalamnya.


 

Syekh Wahbah Az-Zuhaili (wafat 2015) dalam tafsirnya setelah menjelaskan tafsir ayat ini secara panjang lebar, kemudian menyimpulkannya sebagai berikut:
 

 

من أمارات الساعة: الزلزلة الشديدة للأرض، وإخراج الأرض أثقالها، أي ما في جوفها من الدفائن والأموات. قالوا: إنها عند النفخة الأولى تتزلزل، فتلفظ بالكنوز والدفائن، وعند النفخة الثانية ترجف فتخرج الأموات أحياء، كالأم تلد حيا


 

Artinya, "Termasuk tanda-tanda Kiamat adalah guncangan bumi yang sangat dahsyat dan dengan keluarnya isi perut bumi berupa benda-benda terpendam dan orang-orang mati. Para ulama mengatakan, bahwa ketika tiupan pertama, bumi akan berguncang dan memuntahkan isi perutnya berupa benda-benda yang terpendam. Pada tiupan kedua, bumi
mengeluarkan orang-orang mati dalam keadaan hidup kembali seperti dilahirkan seorang ibu." (Wahbah bin Musthafa Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1418 H], juz XXX, halaman 363). 



Terkait pengunan kata إذا dalam ayat, Prof. Quraish Shibah mengatakan bahwa kata إذا  digunakan Al-Qur’an untuk sesuatu yang pasti akan terjadi. Berbeda dengan kata إن yang biasa digunakan untuk sesuatu yang belum atau jarang terjadi. Berbeda pula dengan لَو yang digunakan untuk mengandaikan sesuatu yang mustahil akan terjadi. Dengan demikian ayat di atas mengisyaratkan kepastian terjadinya goncangan bumi. (MQuraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, [Lentera Hati, Cilandak Timur Jakarta: 2005], volume 15, halaman 452).


 


Ayat ketiga "Dan manusia bertanya, “Apa yang terjadi dengannya (bumi)?”.” Syekh Mustafa Al-Maraghi (wafat 1371 H) menafsirkannya: "Orang-orang yang menyaksikan goncangan yang tidak ada padanan kedasyatannya, membingungkan akal untuk mengetahui sebabnya, dan membuat terperanjat orang-orang yang melihatnya, mereka berkata: “Apa gerangan yang terjadi pada bumi? Ini belum pernah terjadi sebelumnya?”.  (Ahmad bin Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, [Mesir: Matba'ah Musthafa al-Babil Halabi: 1365H/1946M], juz XXX, halaman 219). Wallahu a'lam.


 

 

Ustadz Muhammad Hanif Rahman, Dosen Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo