Ilmu Hadits

Shalat Malam dan 7 Hadits tentang Keutamaannya

Sen, 8 Januari 2024 | 18:00 WIB

Shalat Malam dan 7 Hadits tentang Keutamaannya

Shalat Malam. (Foto Kolase: NU Online)

Shalat malam dapat diisi dengan berbagai shalat sunnah, baik shalat tahajud, shalat witir, shalat sunnah muthlaq, shalat sunnah tobat, dan lain-lain. Shalat malam merujuk pada waktu pertengahan malam hingga menjelang waktu subuh.


Shalat malam memiliki banyak keutamaan sebagaimana disebutkan oleh para ulama. Qadhi ‘Iyadh menyebut shalat malam sebagai wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah, mencegah diri dari perbuatan maksiat, dan melebur dosa.

 
Keterangan tersebut sebagaimana dikutip dari pendapat Al-Qadhi ‘Iyadh yang dinukil oleh Al-Munawi dalam Faydhul Qadir:


قيام الليل قربة تقربكم إلى ربكم وخصلة تكفر سيئاتكم وتنهاكم عن المحرمات {إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر} 


Artinya: “Menghidupkan waktu malam (shalat malam) adalah jalan bagi kalian untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, wasilah untuk melebur dosa-dosa, dan mencegah dari sesuatu yang haram sebagaimana firman Allah “Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”. (Al-Munawi, Faydhul Qadir Syarh Jami’ish Shaghir, [Mesir: al-Maktabah al-Tijariyah al-Kubra, t.t.), jilid IV, halaman 35).


Selain itu, di antara keutamaan lainnya adalah paparan Ibnul Haj, yaitu shalat malam menghapus dosa sebagaimana angin meniupkan dedaunan yang jatuh dari pohonnya, menerangkan kuburan dan mencerahkan wajah, menghilangkan rasa malas, menjadikan badan semangat, dan malaikat melihatnya dari langit sebagaimana kita melihat bintang ke langit. (Al-Munawi, Faydhul Qadir Syarh Jami’ish Shaghir, jilid IV, halaman 35).


Terkait dengan shalat malam, berikut adalah 7 hadits Nabi yang menunjukkan keutamaannya:


1.  Tanda kemuliaan orang mukmin
 

جَاءَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ إِلَى النَّبِيِّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، ‌عِشْ ‌مَا ‌شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُ اللَّيْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ


Artinya, “Jibril as datang menemui Nabi saw. Lalu berkata (kepada beliau): “Wahai Muhammad, hiduplah sekehendakmu (namun ingatlah) selanjutnya engkau benar-benar akan mati. Cintailah siapa saja yang engkau cintai (namun ingatlah) selanjutnya engkau benar-benar akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah sekehendakmu (namun ingatlah) selanjutnya benar-benar engkau akan menerima balasan dari apa yang engkau perbuat”, Lalu dia berkata lagi: “Wahai Muhammad, kemuliaan seorang mukmin terletak pada shalat malam. Kehormatannya terletak pada tidak butuhnya ia kepada manusia.” (HR Ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Awsath).


Hadits ini menjelaskan beberapa wasiat Jibril kepada Nabi Muhammad, di mana salah satunya adalah keutamaan shalat malam. Shalat malam dalam hadits ini disebut sebagai tanda kemuliaan orang yang beriman.


2. Orang yang terbaik adalah yang melakukan shalat malam


قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ ‌دَأَبُ ‌الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنْ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَد.. قال رسول الله -صلّى الله عليه وسلّم-: «نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللَّهِ، لَوْ كَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ، فَكَانَ بَعْدُ لَا يَنَامُ مِنَ اللَّيْلِ إِلَّا قَلِيلاً


Artinya: “Rasulullah Saw bersabda: ‘Hendaknya kalian melakukan shalat malam, karena shalat malam adalah hidangan orang-orang saleh sebelum kalian, dan sesungguhnya shalat malam mendekatkan kepada Allah, serta menghalangi dari dosa, menghapus kesalahan, dan menolak penyakit dari badan.” Dan Nabi saw bersabda: “Sebagus-bagus lelaki ialah Abdullah, andai saja ia suka shalat di waktu malam.” Salim berkata: “Sejak saat itu ‘Abdullah tidak tidur di waktu malam, kecuali sebentar sekali.” (HR Al-Bukhari).


Ibnu Hajar al-‘Asqallani menyebut orang yang melaksanakan shalat malam pantas mendapat sebutan ‘paling baiknya manusia’ sebagaimana dalam hadits ini. Hal ini disebabkan shalat malam memiliki banyak kemuliaan. (Ibnu Hajar al-‘Asqallani, Fathul Bari, [Beirut: Darul Fikr, t,.t.], jilid III, hal. 6). 


3. Shalat malam salah satu kunci surga


لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ انْجَفَلَ النَّاسُ قِبَلَهُ وَقِيلَ قَدْ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ قَدْ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ ثَلَاثًا فَجِئْتُ فِي النَّاسِ لِأَنْظُرَ فَلَمَّا تَبَيَّنْتُ وَجْهَهُ عَرَفْتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ فَكَانَ أَوَّلُ شَيْءٍ سَمِعْتُهُ تَكَلَّمَ بِهِ أَنْ قَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصِلُوا الْأَرْحَامَ وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ


Artinya: “Tatkala Nabi saw tiba di Madinah, orang-orang bergegas menyambut kedatangan beliau dengan menyerukan, ‘Rasulullah tiba! Rasulullah tiba! Rasulullah tiba!’ sebanyak tiga kali. Maka aku (‘Abdullah bin Salam) ikut berjubel di tengah-tengah kerumunan manusia untuk melihat beliau, ketika telah jelas kupandang wajahnya, maka bisa kuketahui bahwa raut muka beliau bukanlah raut muka seorang pendusta. Ucapan pertama kali yang aku dengar dari beliau adalah: ‘Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat’.” (HR Ibnu Majah).


Hadits ini menjelaskan bahwa shalat malam, di kala orang-orang lainnya tertidur lelap, termasuk salah satu amalan yang dapat memasukkan kita ke surga. Keutamaan ini diraih karena tidak setiap orang mampu melaksanakan shalat malam dengan mudah.


4. Shalat terbaik setelah shalat fardhu


أفضل الصلاة بعد الفريضة صلاة الليل


Artinya: “Shalat yang paling afdal setelah shalat fardu (wajib) adalah shalat malam.” (HR Muslim).


Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa shalat malam adalah shalat yang paling utama setelah shalat lima waktu. Al-Qasthallani dalam Syarah Shahih al-Bukhari, menyebut shalat witir lebih utama dibanding shalat rawatib dan selainnya seperti shalat dhuha, dan yang lainnya karena adanya hadits ini. (Al-Qashthallani, Irsyadus Sari Syarh Shahih al-Bukhari, [Mesir: al-Mathba’ah al-Kubra al-Amiriyah, t.t.), jilid II, halaman 309).


5. Melebur dosa


Hadits Nabi saw juga menyebutkan shalat malam sebagai sarana untuk melebur dosa-dosa yang diperbuat. Riwayat ini pernah disampaikan at-Tirmidzi dalam Sunan-nya dengan sanad yang shahih, yaitu:


أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ وَصَلَاةُ الرَّجُلِ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ 


Artinya: “Maukah kamu aku tunjukkan pada pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai dan sedekah akan memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seseorang pada pertengahan malam.” (HR at-Tirmidzi).


Hadits ini merupakan potongan percakapan antara Nabi saw dengan Mu’adz bin Jabal, tatkala Mu’adz bertanya soal amalan-amalan yang dapat memasukkannya ke surga dan menjauhkannya dari neraka karena peleburan dosa.


Dalam riwayat lainnya yang serupa, Nabi saw bersabda:


يَنْزِلُ رَبُّنَا، تَبَارَكَ وَتَعَالَى، كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ، فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ؟ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ؟ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ   


Artinya: “Tuhan kita, Allah ta’ala ‘turun’ setiap malam ke langit dunia di saat sepertiga malam akhir. Kemudian Allah berfirman, ‘Siapapun berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Siapapun meminta kepada-Ku, akan Aku kasih. Siapapun meminta ampun kepada-Ku, akan Aku beri ampunan.” (Muttafaq ‘alaih).


6. Celaan bagi yang meninggalkan shalat malam setelah terbiasa


‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash pernah dinasihati Nabi saw untuk tidak mencontoh seseorang yang sudah terbiasa shalat malam, namun di kemudian hari ia malah meninggalkan amalan ini. Hadits ini dikutip oleh an-Nawawi dalam Riyadhus Shalihin:


يَا عَبْدَ اللَّهِ لَا تَكُنْ مِثْلَ فُلَانٍ كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ


Artinya: “Wahai 'Abdullah, janganlah kamu seperti Fulan, dia biasa mendirikan shalat malam akan tetapi kemudian meninggalkannya.” (Muttafaq ‘alaih).


7. Shalat malam menjadi perantara terkabulnya doa


Menghidupkan malam hari menjadi mulia sebab waktu tengah malam menjadi salah satu waktu di mana doa dikabulkan oleh Allah ta’ala. Terdapat hadits yang menyebutkan perihal ini, di mana setiap orang yang meminta akan dikabul, baik permintaannya merupakan hal duniawi maupun ukhrawi. Nabi bersabda:


عن جابر رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يقول: إنَّ في اللَّيْلِ لَسَاعَةً، لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْألُ الله تَعَالَى خَيْرًا مِنْ أمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، إِلاَّ أعْطَاهُ إيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ. رواه مسلم


Artinya: “Dari Jabir, ia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Sesungguhnya di waktu malam itu ada satu waktu yang tidak didapati oleh seorang Muslim, di mana jika ia meminta suatu kebaikan pada Allah, baik urusan dunia maupun akhirat, melainkan Allah akan mengabulkannya. Waktu tersebut ada di setiap malam’.” (HR Muslim)


Demikianlah hadits-hadits terkait keutamaan shalat malam. Semoga kita semua dapat menghidupkan waktu malam dengan beribadah kepada Allah, sehingga dosa-dosa kita diampuni dan diri kita menjadi mulia di sisi Allah.


Amien Nurhakim, Musyrif Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences