Syariah

Hari Santri 2023: Adab Santri pada Kiai dan Gurunya

Sel, 24 Oktober 2023 | 18:00 WIB

Hari Santri 2023: Adab Santri pada Kiai dan Gurunya

Santri mencium tangan kiai. (Foto: Istimewa)

Bulan Oktober adalah bulan yang sangat istimewa bagi para santri, karena bertepatan dengan Hari Santri. Momentum ini mengingatkan pada perjuangan dan pengorbanan para santri dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang menjadi catatan sejarah abadi untuk dikenang dan diperingati


Namun, ada hal yang sangat penting untuk kembali diingat dalam momentum perayaan Hari Santri ini yaitu perihal adab-adab seorang santri kepada kiai dan ustadznya. Hal ini menjadi sangat penting untuk ditulis kembali agar nilai-nilai kesopanan dan budi luhur seorang santri akan terus terjaga, sehingga nilai-nilai kesantrian akan terus menjadi peradaban indah di Indonesia.


Adab dan kesopanan para santri kepada kiai dan ustadznya menjadi salah satu penyebab keberhasilan mereka. Mereka yang menjaga tingkah laku dan bertindak sopan terhadap kiai dan ustadznya akan menuai kesuksesan dan keberkahan dalam mencari ilmu. Sebaliknya, para santri yang tidak mengindahkan hal itu akan terhalang oleh keberkahan ilmu itu sendiri.


Pentingnya menjaga adab bagi para santri kepada kiai dan ustadnya telah dijelaskan oleh ulama tersohor abad kelima Hijriah, yaitu Imam Burhanuddin az-Zarnuji (wafat 591 H). Dalam salah satu karyanya, ia menjelaskan bahwa seorang santri tidak pernah mendapatkan ilmu jika tidak memuliakan ilmu dan orang yang berilmu,


اِعْلَمْ بِأَنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ لاَ يَنَالُ الْعِلْمَ وَلاَ يَنْتَفِعُ بِهِ اِلَّا بِتَعْظِيْمِ الْعِلْمِ وَأَهْلِهِ وَتَعْظِيْمِ الْأُسْتَاذِ وَتَوْقِيْرِهِ. قِيْلَ مَا وَصَلَ مَنْ وَصَلَ اِلَّا بِالْحُرْمَةِ، وَمَا سَقَطَ مَنْ سَقَطَ اِلاَّ بِتَرْكِ الْحُرْمَةِ


Artinya, “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya seorang pelajar tidak akan bisa mendapatkan ilmu dan manfaat ilmu kecuali dengan menghormati ilmu dan orang yang berilmu, memuliakan guru dan menghormatinya. Dikatakan, tidak sukses orang yang telah sukses kecuali dengan hormat, dan tidak gagal orang yang gagal kecuali disebabkan tidak hormat.” (Imam az-Zarnuji, Ta’limul Muta’allim fi Thariqit Ta’allum, [Daru Ibn Katsir: 2014], halaman 55).


Penjelasan Imam az-Zarnuji ini sangat tepat untuk direnungkan kembali dalam momentum perayaan Hari Santri. Agar para santri kembali sadar betapa pentingnya menjaga adab dan sopan santun.
 

Menurut Imam az-Zarnuji, ada banyak sekali adab seorang santri kepada kiai dan gurunya, di antaranya adalah tidak pernah lewat di hadapannya kecuali memang tidak ada lagi jalan yang bisa dilewati, tidak duduk di tempat yang ditempati gurunya, tidak berkata kepada gurunya kecuali atas izin darinya, tidak memperbanyak perkataan jika mendapatkan izin darinya, tidak bertanya apa pun ketika gurunya sedang jemu, dan yang lainnya,


وَمِنْ تَوْقِيرِ الْمُعَلِّمِ أَنْ لَا يَمْشِيَ أَمَامَهُ، وَلَا يَجْلِسَ مَكَانَهُ، وَلَا يَبْتَدِئَ الْكَلَامَ عِنْدَهُ إلَّا بِإِذْنِهِ، وَلَا يُكْثِرَ الْكَلَامَ عِنْدَهُ، وَلَا يَسْأَلَ شَيْئًا عِنْدَ مَلَالَتِهِ، وَيُرَاعِيَ الْوَقْتَ، وَلَا يَدُقَّ الْبَابَ، بَلْ يَصْبِرَ حَتَّى يَخْرُجَ


Artinya, “Termasuk dari memuliakan guru adalah tidak lewat di hadapannya, tidak duduk di tempatnya, tidak memulai perkataan kecuali atas izinnya, tidak memperbanyak perkataan di hadapannya, tidak bertanya ketika ia sedang jemu, menjaga waktu dan tidak mengetuk pintu, tetapi bersabar hingga ia (gurunya) keluar.” (Imam az-Zarnuji, halaman 56).


Dari semua adab-adab tersebut, pada intinya menurut Imam az-Zarnuji adalah seorang santri dituntut untuk bertindak dan bertingkah yang disenangi dan diridhai oleh gurunya. Semua perbuatan yang bisa membuat gurunya ridha harus selalu diusahakan. Kecuali perintah maksiat karena tidak boleh taat dalam hal kemaksiatan. Selain itu tentunya seorang santri atau pelajar juga harus menghindari setiap perbuatan-perbuatan yang bisa membuatnya marah.


Itulah adab-adab penting seorang santri kepada kiai dan gurunya. Semoga bermanfaat dan menjadi spirit bagi para santri untuk kembali menumbuhkan semangat kesopanan dan adab-adabnya kepada guru-gurunya. Wallahu a’lam.


Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur.