Tafsir

Tafsir Surat al-Hasyr Ayat 18: Anjuran untuk Muhasabah Diri

Rab, 27 Desember 2023 | 22:30 WIB

Tafsir Surat al-Hasyr Ayat 18: Anjuran untuk Muhasabah Diri

Muhasabah diri. (Foto: ilustrasi: NU Online/Freepik)

Muhasabah atau introspeksi diri, adalah proses mengevaluasi diri secara kritis terhadap perbuatan yang telah dilakukan. Dalam Islam, muhasabah merupakan suatu konsep penting, yang mengajarkan seorang Muslim untuk selalu introspeksi diri, baik terhadap perbuatan baik maupun buruk.


Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam QS Surat al-Hasyr [59] ayat 18 yang berisi perintah Allah kepada orang-orang beriman untuk bertakwa kepada-Nya dan memperhatikan apa yang telah mereka perbuat di masa yang telah lalu untuk hari esok (akhirat). Artinya, ayat ini menjadi isyarat yang kuat bahwa muhasabah sangat penting untuk dilakukan agar manusia mempersiapkan diri menghadapi hari akhir [kiamat].


Simak firman Allah dalam QS al-Hasyr [59] ayat 18 ini;


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ


Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan."


Tafsir Imam Thabari 

Menurut at Thabari dalam kitab Jami' al-Bayan 'an Ta'wil Ay al-Qur'an, Jilid XXIII, halaman 299, ayat ini memerintahkan setiap orang untuk memperhatikan amalannya yang telah dilakukan selama hidup. Apakah amalan itu berupa perbuatan baik yang akan menyelamatkannya di hari kiamat? Atau justru sebaliknya, perbuatan buruk yang akan menjerumuskannya ke neraka.


ولينظر أحدكم ما قدّم ليوم القيامة من الأعمال، أمن الصالحات التي تنجيه أم من السيئات التي توبقه؟ 


Artinya: "Setiap orang hendaknya memperhatikan apa yang telah ia kerjakan untuk hari kiamat, apakah dari amal saleh yang akan menyelamatkannya, atau dari keburukan yang akan membakarnya?"


Dengan demikian, ayat ini menekankan pentingnya untuk introspeksi diri dan menilai kembali amalan yang telah dilakukan. Setiap orang harus menyadari bahwa amalannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah di hari kiamat. Oleh karena itu, setiap orang harus berusaha untuk selalu melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk


Tafsir al Wajiz lil Wahidi

Sementara itu, Syekh al-Wahidi dalam kitab Tafsir al-Wajiz, [Damaskus; Dar al-Qalam, 1415 H], halaman 1085 mengatakan, ayat ini merupakan seruan dari Allah kepada orang-orang yang beriman untuk senantiasa menjaga diri dalam ketakwaan kepada-Nya. Taqwa yang dimaksud bukan sekadar rasa takut dalam artian gemetar atau ngeri, namun lebih kepada rasa khidmat, hormat, dan kesadaran untuk selalu mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya.


Pada sisi lain, ayat ini juga mengingatkan setiap orang untuk muhasabah diri, agar memikirkan bekal yang akan dibawanya di hari kiamat. Bekal tersebut adalah ketaatan dan amal saleh yang telah dilakukannya semasa hidup. Orang yang memiliki bekal yang banyak akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat, sedangkan orang yang memiliki bekal yang sedikit akan mendapatkan kerugian.


يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله) بأداء فرائضه واجتناب معاصيه {ولتنظر نفسٌ ما قدَّمت لغد} يوم القيامة من طاعةٍ وعملٍ صالحٍ)


Artinya: "[Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah]" dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. "[Dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah dipersiapkannya untuk hari esok]" yaitu hari kiamat, dari ketaatan dan amal saleh."


Tafsir Mafatih Al-Gaib 

Selanjutnya, Imam Fakhruddin ar Razi dalam kitab Mafatih al-Ghaib, Jilid XXIX, [Beirut; Dar Ihya wa Turats Arabi, 1420 H], halaman 511, menjelaskan bahwa ayat ini memiliki makna, seyogianya setiap orang harus mempersiapkan diri untuk hari kiamat. Setiap orang harus melihat dan mempertanggungjawabkan perbuatannya sendiri di hadapan Allah swt. Hari kiamat adalah hari yang sangat besar dan penting, yang kapan terjadi terjadinya misteri dari Allah.


الْغَدُ: يَوْمُ الْقِيَامَةِ سَمَّاهُ بِالْيَوْمِ الَّذِي يَلِي يَوْمَكَ تَقْرِيبًا لَهُ، ثُمَّ ذَكَرَ النَّفْسَ وَالْغَدَ عَلَى سَبِيلِ التَّنْكِيرِ. أَمَّا الْفَائِدَةُ فِي تَنْكِيرِ النَّفْسِ فَاسْتِقْلَالُ الْأَنْفُسِ الَّتِي تَنْظُرُ فِيمَا قَدَّمَتْ لِلْآخِرَةِ كَأَنَّهُ قَالَ: فَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ وَاحِدَةٌ فِي ذَلِكَ، وَأَمَّا تَنْكِيرُ الْغَدِ فَلِتَعْظِيمِهِ وَإِبْهَامِ أَمْرِهِ كَأَنَّهُ قِيلَ: الْغَدُ لَا يُعْرَفُ كُنْهُهُ لِعِظَمِهِ


Artinya: "Besok: Hari Kiamat. Ia menyebutnya dengan hari yang mengikuti harimu untuk memudahkan pemahaman, kemudian ia menyebutkan "diri" dan "besok" dengan cara mengingkari. Adapun manfaat dari mengingkari diri adalah untuk membebaskan diri-diri yang melihat apa yang telah mereka persiapkan untuk akhirat, seolah-olah ia berkata: "Maka hendaklah diri yang satu melihat dalam hal itu." Adapun penggunaan kata "besok" (al-ghad) adalah untuk memberikan penghormatan dan untuk menonjolkan pentingnya, seolah-olah dikatakan: besok tidak dapat dipahami hikmahnya karena kebesarannya."


Penggunaan kata "al-ghad" dalam bentuk tanbih dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa hari kiamat adalah hari yang agung dan penting. Hari kiamat adalah hari di mana semua manusia akan diadili oleh Allah swt. Oleh karena itu, umat Islam harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menghadapinya.


Tafsir al-Wasith 

Pada sisi lain, Syekh Muhammad Sayyid Thanthawi, dalam tafsir al-Wasith, Jilid XIV, [Kairo; Dar Nahdah Li Thabaah wa Nasyr, 1997] halaman 408, menjelaskan bahwa seyogianya manusia melakukan muhasabah dan koreksi diri di atas dunia, sebelum kelak dihisab di hari kiamat. Muhasabah adalah proses introspeksi diri untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan diri. Sedangkan koreksi diri adalah upaya untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan tersebut.


Dalam Islam, muhasabah dan koreksi diri sangat penting dilakukan oleh manusia. Hal ini karena muhasabah dapat membantu manusia untuk mengetahui kesalahan dan kekurangannya, sehingga dapat memperbaiki diri menjadi lebih baik. Sedangkan koreksi diri dapat membantu manusia untuk menghilangkan kesalahan dan kekurangannya, sehingga dapat menjadi manusia yang lebih sempurna.  


ولتنظر كل نفس، ولتتأمل في الأعمال التي عملتها في الدنيا. والتي ستحاسب عليها في يوم القيامة، فإن كانت خيرا ازدادت منها، وإن كانت غير ذلك أقلعت عنها. وعبر- سبحانه- عن يوم القيامة بالغد، للإشعار بقربه، وأنه آت لا ريب فيه، كما يأتى اليوم الذي يلي يومك.


Artinya: "Setiap jiwa hendaklah melihat dan merenungkan amalan yang telah mereka lakukan di dunia. Amalan yang akan mereka pertanggungjawabkan di hari kiamat. Jika amalan itu baik, maka hendaklah mereka menambahnya. Jika tidak, maka hendaklah mereka meninggalkannya. Allah swt. menyebut hari kiamat dengan kata "besok" untuk memberi peringatan akan dekatnya hari kiamat, bahwa hari kiamat itu pasti datang tanpa keraguan, sebagaimana datangnya hari yang mengikuti harimu."


Dengan demikian, surah Al-Hasyr, ayat 18 ini memerintahkan setiap orang untuk memperhatikan apa yang telah mereka lakukan, baik itu perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Tujuannya adalah agar setiap orang dapat melakukan evaluasi terhadap diri mereka sendiri, sehingga dapat memperbaiki diri dan menghindari perbuatan buruk.


Zainuddin Lubis, Pegiat Kajian Islam, tinggal di Ciputat