Tafsir

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 174-176: Keadaan Ahli Kitab yang Menyembunyikan Kebenaran

Sab, 4 Februari 2023 | 05:00 WIB

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 174-176: Keadaan Ahli Kitab yang Menyembunyikan Kebenaran

Ilustrasi: Kitab kuning (meydan.tv).

Berikut ini adalah teks, terjemahan, sababun nuzul dan kutipan sejumlah tafsir ulama atas surat Al-Baqarah ayat 174-176:
 

اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنَ الْكِتٰبِ وَيَشْتَرُوْنَ بِهٖ ثَمَنًا قَلِيْلًاۙ اُولٰۤىِٕكَ مَا يَأْكُلُوْنَ فِيْ بُطُوْنِهِمْ اِلَّا النَّارَ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللّٰهُ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَلَا يُزَكِّيْهِمْۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ (174) اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الضَّلٰلَةَ بِالْهُدٰى وَالْعَذَابَ بِالْمَغْفِرَةِۚ فَمَآ اَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّار (175) ذٰلِكَ بِاَنَّ اللّٰهَ نَزَّلَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِى الْكِتٰبِ لَفِيْ شِقَاقٍ بَعِيْدٍ (176)
 

(174) Innalladzīna yaktumūna mā anzalallāhu minal kitābi wa yasytarūna bihī tsamanang qalīlan ulā'ika mā ya'kulūna fī buthūnihim illan-nāra wa lā yukallimuhumullāhu yaumal qiyāmati wa lā yuzakkīhim, wa lahum ‘adzābun alīm. (175) Ulā'ikalladzīnasytarawudl-dlalālata bil-hudā wal-‘adzāba bil-maghfirah, fa mā ashbarahum ‘alan-nār. (176) Dzālika bi'annallāha nazzalal-kitāba bil-ḫaqq, wa innalladzīnakhtalafū fil-kitābi lafī syiqāqim ba‘īd.
 

Artinya: “(174) Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Kitab (Taurat), dan menukarkannya dengan harga murah, mereka hanya menelan api neraka ke dalam perutnya. Allah tidak akan menyapa mereka pada hari Kiamat dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang sangat pedih. (175) Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan azab dengan ampunan. Maka, alangkah beraninya mereka menentang api neraka. (176) Yang demikian itu disebabkan Allah telah menurunkan kitab suci dengan hak. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (kebenaran) kitab suci itu benar-benar dalam perpecahan yang jauh.”
 

 

Sabab Nuzul Al-Baqarah 174

Syekh Al-Alusi menjelaskan sababun nuzul ayat 174 dari surat Al-Baqarah dalam tafsirnya. Ia menyebutkan:

 

   والأية نزلت كما روي عن ابن عباس في علماء اليهود كانوا يصيبون من سفلتهم هدايا وكانوا يرجون أن يكون النبي المبعوث منهم فلما بعث من غيرهم كتموا وغيروا صفته صم حتى لا يتبع فتزول رياستهم وتنقطع هداياهم
 

Artinya, “Ayat ini turun sebagaimana riwayat Ibnu Abbas terkait ulama Yahudi yang mendapatkan pemberian dari pengikut-pengikut mereka. Mereka juga mengharapkan nabi (terakhir) yang akan diutus adalah dari kalangan mereka. Kemudian ketika ternyata nabi yang diutus bukan dari kalangan mereka, mereka menyembunyikan dan mengubah sifat Nabi Saw (yang ada dan tertulis dalam kitab suci mereka). Sehingga ketika tidak diikuti, mereka khawatir kepemimpinan dan pemberian dari pengikut-pengikut mereka akan hilang dan terputus. (Mahmud Al-Alusi, Ruhul Ma’ani, [Beirut, Ihyaut Turats Al-Arabi], juz II, halaman 43).
 

 

Ragam Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 174-176

Ayat ini turun menjelaskan ahli kitab yang menyembunyikan kebenaran yang terdapat dalam kitab mereka terkait beberapa hukum dan sifat-sifat Nabi Muhammad Saw. Menerangkan konsekuensi yang didapat mereka yang melakukannya. Di antaranya mereka mendapatkan siksa yang pedih di akhirat beserta alasan mengapa mereka mendapatkan siksa tersebut.
 

Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan dalam tafsirnya terkait arti lafal “innalladzīna yaktumūna mā anzalallāhu minal-kitābi”, maksudnya adalah orang-orang yang menyembunyikan apa yang diturunkan oleh Allah, yaitu kitab (yang mengandung hukum-hukum dari hal-hal yang dihalalkan dan diharamkan juga sifat Nabi Muhammad Saw)”. Adapun lafal “wa yasytarūna bihī tsamanang qalīlan” maksudnya ialah dan menukarkannya dengan harga yang murah (pengganti yang remeh/hina).
 

Syekh Nawawi menjelaskan lafal setelahnya, “ulā'ika mā ya'kulūna fī buthūnihim illan-nāra wa lā yukallimuhumullāhu yaumal-qiyāmati wa lā yuzakkīhim, wa lahum ‘adzābun alīm” , maksudnya mereka ini tidak memakan dalam perutnya kecuali api. Maksudnya mereka tidak memakan kecuali sesuatu yang haram yang menjadi penyebab mereka masuk ke dalam neraka. Tidak hanya itu, mereka juga tidak akan diberi ucapan baik pada hari kiamat nanti, tidak dibersihkan dari kotoran berupa dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih.
 

Syekh Nawawi menjelaskan ayat 175, maksudnya ialah mereka yang menyembunyikan apa yang diturunkan oleh Allah itu tak lain memilih sesuatu yang dapat menetapkan mereka ke dalam neraka, dibanding mereka memilih sesuatu yang dapat memastikan mereka dalam surga. Maka apakah sesuatu itu memasukkan mereka ke dalam neraka?
 

Kemudian terkait arti dari ayat 176, Syekh Nawawi menjelaskan ada dua kemungkinan maksud dari lafal “dzālika bi'annallāha nazzalal-kitāba bil-ḫaqq”.
 

Pertama, maksudnya ancaman tersebut adalah sesuatu yang diketahui oleh mereka sebab Allah menurunkan kitab dengan kebenaran. Kedua, maksud lafal tersebut ialah siksaan tersebut sebab Allah telah menurunkan kitab dengan menjelaskan kebenaran sedangkan mereka justru mengubah isinya. 
 

Adapun arti “wa innalladzīnakhtalafū fil-kitābi lafī syiqāqim ba‘īd”, Syekh Nawawi memberi gambaran orang yang berselisih dalam kitab dengan orang-orang yang mengimani sebagian kitab Allah dan mengufuri sebagian lainnya, mereka berada dalam persengketaan yang jauh dari petunjuk. (Muhammad Nawawi Al-Jawi, At-Tafsirul Munir li Ma’alimt Tanzil, juz I, halaman 39).
 

Padadalam tiga ayat di atas Allah menjelaskan bagaimana beratnya konsekuensi bagi ahli kitab yang menyembunyikan dan mengubah isi kitab mereka dengan ancaman siksa yang pedih.
 

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan alasan mengapa orang-orang ahli kitab yang telah menyembunyikan dan mengubah isi kitab mereka berhak mendapatkan siksa tersebut. Berikut penjelasannya:
 

إنما استحقوا هذا العذاب الشديد لأن الله تعالى أنزل على رسوله محمد صم وعلى الأنبياء قبله كتبه بتحقيق الحق وإبطال الباطل, وهؤلاء اتخذوا أيات الله هزوا, فكتابهم يأمرهم بإظهار العلم ونشره فخالفوه وكذبوه. وهذا الرسول الخاتم يدعوهم إلى الله تعالى ويأمرهم بالمعروف وينهاهم عن المنكر وهم يكذبونه ويخالفونه ويجحدونه ويكتمون صفته فاستهزؤوا بأيات الله المنزلة على رسله فاستحقوا العذاب والنكال
 

Artinya: “Mereka berhak mendapatkan siksa yang berat dikarenakan Allah ta‘ala telah menurunkan kepada rasul-Nya, Muhammad Saw juga pada nabi-nabi sebelumnya, kitab-kitab Allah dengan menegakkan kebenaran dan menghilangkan kebatilan. Mereka (ahli kitab) menjadikan ayat-ayat Allah sebagai candaan. Kitab mereka memerintahkan untuk menampakkan dan menyebarkan ilmu, namun mereka menyelisihi dan tidak mempercayainya. Rasul ini (Muhammad) yang menjadi akhir utusan mengajak mereka kepada Allah, memerintahkan melakukan kebaikan dan melarang melakukan kemungkaran, namun mereka menyelisihinya, tidak mempercayainya, dan menyembunyikan sifatnya. Mereka menghina ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada rasul-rasulnya. Karenanya mereka berhak mendapatkan siksa. (Ibnu Katsir, Tafsir Al-Quranul Azhim, [Riyadh, Daru Thayyibah: 1999 M/1420 H], juz I, halaman 484). Wallahu a’lam.


 

Ustadz Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Mahasantri Ma'had Aly Saidussidiqiyah Jakarta.