Tafsir

Tafsir Surah Al-Lahab: Kehancuran Abu Lahab  Akibat Kesombongannya

Sen, 15 Januari 2024 | 05:00 WIB

Tafsir Surah Al-Lahab: Kehancuran Abu Lahab  Akibat Kesombongannya

Ilustrasi: kitab tafsir (via bitterwinter.org)

Surah Al-Masad atau Al- Lahab turun untuk memperingatkan dan mengancam Abu Lahab serta istrinya, Ummu Jamil, yang telah memusuhi Nabi Muhammad saw dan ajaran Islam. Surat ini juga menunjukkan bahwa orang-orang yang menentang ajaran Allah dan Rasul-Nya akan mendapatkan kehancuran dan kerugian.

 

Simak firman Allah dalam ayat 1-5 berikut:

 

تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ [1]. مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ [2]. سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ [3] وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ [4]. فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ ࣖ [5]

 

Artinya, "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia [1]. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. [2]. Kelak dia akan memasuki api yang bergejolak (neraka), [3]. (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). [4]. Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal. [5]" 

 

Syekh Wahbah Az-Zuhaili dalam kitab Tafsir Al-Munir, jilid XXX halaman 453 menjelaskan, ada pelbagai nama terkait surat ini. Salah satunya disebut sebagai surat Al-Masad, karena firman Allah Ta'ala pada akhir surat: فِي جِيدِها حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ. Artinya, di leher Ummu Jamil, istri Abu Lahab, ada tali yang terbuat dari sumbu.

 

Pada sisi lain, surat ini juga dinamakan sebagai surat: تَبَّتْ, karena firman Allah Ta'ala pada awal surat: تَبَّتْ يَدا أَبِي لَهَبٍ. Artinya, hancur dan rugi tangan Abu Lahab. Selanjutnya, dinamakan juga dengan  Surah Abu Lahab, atau Surah Al-Lahab. Pasalnya, menceritakan tentang Abu Lahab dan istrinya, Ummu Jamil, yang memusuhi Rasulullah saw dan ajarannya. Abu Lahab berusaha menghalang-halangi dakwah Rasulullah saw dan bahkan mengancam akan membunuhnya. Sedangkan Ummu Jamil menyebarkan fitnah dan tuduhan keji kepada Rasulullah saw.

 

Selanjutnya, surah ini berisi ancaman dan peringatan Allah saw kepada Abu Lahab dan istrinya. Allah saw berfirman bahwa mereka berdua akan binasa dan merugi di dunia dan akhirat. Abu Lahab akan masuk ke dalam api neraka yang menyala-nyala, dan istrinya akan menjadi pengikutnya. Ini balasan Allah, bagi hamba yang durhaka dan memusuhi Rasulullah saw:

 

سميت سورة المسد؛ لقوله تعالى في آخرها: {فِي جِيدِها حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ} أي في عنق أم جميل زوجة أبي لهب حبل مفتول من ليف. وسميت أيضا سورة {تَبَّتْ} لقوله تعالى في مطلعها: {تَبَّتْ يَدا أَبِي لَهَبٍ} أي هلكت وخسرت يدا أبي لهب، كما سميت سورة أبي لهب، أو سورة اللهب

 

Artinya: "Dinamakan Surah Al-Masad, karena firman Allah Ta'ala pada akhir surat: {فِي جِيدِها حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ}. Artinya, di leher Ummu Jamil, istri Abu Lahab, ada tali yang terbuat dari sumbu. Dinamakan juga Surah {تَبَّتْ}, karena firman Allah Ta'ala pada awal surat: {تَبَّتْ يَدا أَبِي لَهَبٍ}. Artinya, hancur dan rugi tangan Abu Lahab. Surat ini juga disebut surat Abu Lahab, atau surat Al-Lahab

 

 

Sementara itu, Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitab Tafsir Marah Labib li Kasyfi Ma'nal Qur'anil Majid, jilid II halaman 676, menerangkan bahwa nama surat ini adalah tabbat, yang artinya binasa. Surat ini termasuk golongan surat Makkiyah. terdiri dari 23 kalimat, dan 77 huruf. Lebih jauh lagi, ayat ini menceritakan tentang sosok Abu Lahab, yang nama aslinya Abdul Uzza bin Abdul Muthalib yang binasa akibat perbuatan zalim yang ia dan istrinya lancarkan pada Rasulullah saw.

 

تَبَّتْ أي هلكت يَدا أَبِي لَهَبٍ هو عبد العزى بن عبد المطلب، وَتَبَّ (١) أي هلك هو، فالأولى: مشت تمشية الدعاء عليه. والثانية: أخرجت مخرج الخبر، أي وقد حصل الهلاك عليه

 

Artinya: "Tabbat, yaitu binasa tangan-tangan Abu Lahab, yaitu Abdul Uzza bin Abdul Muthalib, dan benar-benar binasalah (1), yaitu binasa dia. Yang pertama, berjalan mengikuti cara mendoakan kehancurannya. Yang kedua, dikeluarkan sebagai cara berita, yaitu telah terjadi kehancuran atasnya.

 

Munasabah Surat Al-Lahab

Lebih lanjut, Syekh Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir, menyebutkan bahwa adanya kontras antara surah Al-Lahab dan surah sebelumnya (Al-Nasr). Dalam surah An-Nasr, Allah swt menyebutkan bahwa balasan orang yang taat adalah mendapatkan kemenangan dan pembukaan di dunia, serta pahala yang besar di akhirat. Hal ini sesuai dengan surah an-Nasr ayat 1 yang berbunyi:

 

اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ

 

Artinya: "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan."

 

Sedangkan dalam surah Al-Lahat, Allah swtmenyebutkan bahwa akibat orang yang durhaka adalah kerugian di dunia dan hukuman di akhirat atau balasan. Sebagaimana Allah timpakan kepada Abu Lahab dan istrinya, Ummu Jamil, keduanya mendapatkan kecelakaan akibat durhaka pada Allah dan Rasulul-Nya. 

 

Sejatinya, kontras antara dua surat ini menunjukkan bahwa Allah swt akan memberikan balasan yang setimpal bagi setiap hamba-Nya, baik yang taat maupun yang durhaka. Orang yang taat akan mendapatkan kemenangan dan pahala di dunia dan akhirat, sedangkan orang yang durhaka akan mendapatkan kerugian dan hukuman di dunia dan akhirat. (Wahbah Zuhaili, Tafsir Al-Munir, [Syuriah; Dar al-Fikr, 1991 M], jilid XXX, halaman 453).

 

Asbabun Nuzul Surah Al-Lahab

Adapun asbabun nuzul surat ini sebagaimana dikisahkan dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim, bahwa pada suatu hari Nabi Muhammad saw turun ayat yang memerintahkannya untuk memperingatkan kaum kerabatnya yang terdekat. Ayat tersebut termaktub dalam surat Asy-Syuara [26] ayat 214:

 

وَاَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الْاَقْرَبِيْنَ ۙ

 

Artinya: "Berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat."

 

Lalu, setelah menerima ayat ini, Nabi Muhammad keluar dan naik ke bukit Shafa. Rasululah berseru memanggil kaumnya dengan nama-nama mereka. Ketika mereka berkumpul, beliau berkata: "Apa pendapat kalian, jika aku beritahu kalian bahwa ada pasukan berkuda akan keluar dari kaki bukit ini, apakah kalian akan mempercayaiku?"

 

Mereka menjawab: "Kami tidak pernah mencobamu dengan kedustaan."

 

Nabi Muhammad saw melanjutkan: "Maka sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan bagi kalian dari sebelum datangnya azab yang sangat pedih."

 

Mendengar hal ini, Abu Lahab berkata: "Terlaknatlah engkau! Bukankah engkau mengumpulkan kami hanya untuk ini?"

 

Kemudian, turunlah ayat berikut ini:

 

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَقَدْ تَبَّ

 

Terputuslah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia telah rugi.

 

Ayat ini menjelaskan bahwa Abu Lahab telah terlaknat dan rugi. Hal ini karena ia menolak ajaran Nabi Muhammad, bahkan menentangnya. Hal ini menunjukkan bahwa Abu Lahab adalah orang yang keras kepala dan tidak mau menerima kebenaran. Tak sampai di situ, istrinya pun turut andil dalam menentang dan memfitnah Rasulullah. 

 

Pada sisi lain, dalam kitab tafsir Al-Jami' li Ahkaml Qur'an, karya Syamsuddin Qurthubi, jilid XX halaman 235, penulis mengatakan ada pendapat lain yang diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Kaisan, terkait turunnya surah Al-Lahab [111] ayat 1-5. 

 

Alkisah, suatu ketika ada delegasi yang datang menemui Nabi Muhammad saw., Abu Lahab juga ikut mendatangi mereka. Para delegasi itu bertanya kepada Abu Lahab tentang Rasulullah saw. dan berkata kepadanya, 'Engkau lebih mengetahuinya daripada kami," kata mereka.

 

Abu Lahab pun menjawab, ‘Dia adalah seorang pembohong dan tukang sihir.’ Maka mereka pun kembali dan tidak menemuinya.”

 

Kemudian datang rombongan lain, dan Abu Lahab melakukan hal yang sama dengan mereka. Maka mereka berkata, ‘Kami tidak akan kembali sebelum bertemu dengannya dan mendengar perkataannya.’ Abu Lahab pun berkata kepada mereka, ‘Sesungguhnya kami tidak henti-hentinya mencelanya, maka celakalah baginya dan celakalah baginya!’

 

Lalu Rasulullah saw diberitahu tentang hal itu, maka beliau merasa sedih. Maka Allah Ta’ala menurunkan surah Al-Lahab, untuk menceritakan bahwa Abu Lahab yang akan celaka. Sebab perbuatannya di dunia. (Syamsuddin Qurthubi, Al-Jami' li Ahkamil Qur'an, [Kairo; Dar Kutub al Misriyah, 1964 M], jilid XX, halaman 235).

 

Demikian penjelasan sekilas tentang surat Al-Lahab, yang menurut kesepakatan ulama adalah surah Makkiyah, membahas tentang nasib Abu Lahab bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw, dan istrinya Ummu Jamil Arwah binti Harb bin Umayyah, saudara perempuan Abu Sufyan. 

 

Akhir hidup Abu Lahab, musuh Allah dan Rasul-Nya, serupa dengan kehancuran dan kepedihan. Karena keteguhannya dalam menyakiti dan memusuhi Nabi Muhammad saw, serta usahanya menghalangi orang-orang beriman kepada beliau, maka neraka Jahannam menjadi tempatnya kekal.

 

Ustadz Zainuddin Lubis, Pegiat Keislaman Ciputat Jakarta