Tafsir

Tafsir Surat Al-Fil Ayat 4-5: Proses Kehancuran Tentara Gajah Pimpinan Abrahah

Rab, 16 Agustus 2023 | 05:00 WIB

Tafsir Surat Al-Fil Ayat 4-5: Proses Kehancuran Tentara Gajah Pimpinan Abrahah

Ilustrasi: Kakbah foto klasik (via The Muslim Vibe).

Berikut ini adalah teks, terjemahan, kutipan sejumlah tafsir ulama atas surat Al-Fil Ayat 4-5. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
 

تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ (٤) فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ (٥)
 

(4) Tarmihim bihijāratim min sijjil(in). (5) Fa ja'alahum ka'aṣfim ma'kūl(in).
 

Artinya: "(4) Yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar, (5) sehingga Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)."
 

Ayat 3 yang lalu telah menjelaskan burung Ababil, jenis dan karakteristiknya. Pada kedua ayat di atas, ayat 4 dan 5, Allah menerangkan apa yang dilakukan oleh burung Ababil terhadap Tentara Gajah pimpinan Abrahah yang hendak menghancurkan Baitullah. Yakni, melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar, sehingga Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). Berikut selengkapnya.

Al-Imam Al-Qurthubi (wafat 671 H) dalam tafsirnya menerangkan asal usul dan jenis batu yang digunakan untuk melempar pasukan gajah oleh para burung. 
 

Dalam kitab Ash-Shihhah disebutkan, bahwa makna firman Allah swt,  'bihijāratim min sijjil', "Dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar", adalah batu yang terbuat dari tanah liat, yang dibakar di atas api neraka, dan pada batu-batu itu tertuliskan nama setiap orang yang berhak atasnya. Hal ini, persis yang disebutkan pada firman Allah surat Ad-Dzariyat ayat 33-34: "Agar Kami tinpakan kepada mereka batu-batu dari tanah. Yang ditandai."
 

Abdurrahman bin Abza mengatakan: "Bahwa makna dari kata 'sijjil' adalah langit, yakni: melempari batu kepada mereka dari langit. Batu ini adalah batu yang sama seperti yang dijatuhkan kepada kaum Nabi Luth."
 

Ada juga yang berpendapat, bahwa maknanya adalah neraka, yakni: "Melempari batu yang berasal dari neraka kepada mereka." (Syamsudin Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, [Mesir, Darul Kutub al-Mishriyah: 1384 H/1964 M], juz XX, halaman 198).
 

Ibnu Asyur (wafat 1393 H) dalam tafsirnya, menyebutkan riwayat yang menarik, bahwa efek dari lemparan batu para burung itu menjadikan kulit melepuh kemudian menjadi penyakit cacar. Berikut riwayat selengkapnya: 
 

قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: كَانَ الْحَجْرُ إِذَا وَقَعَ عَلَى أَحَدِهِمْ نَفِطَ جِلْدُهُ فَكَانَ ذَلِكَ أَوَّلَ الْجُدَرِيِّ. وَقَالَ عِكْرِمَةُ: إِذَا أصَاب أحدهم حجر مِنْهَا خَرَجَ بِهِ الْجُدَرِيُّ
 

Artinya: "Ibnu Abbas berkata: "Batu-batu itu jika mengenai salah satu dari mereka akan menjadikan kulitnnya melepuh. Dan demikian itu adalah awal munculnya penyakit cacar." Ikrimah berkata:  "ketika salah satu satu deri mereka terkena batu yang di bawa burung-burung tersebut, maka akan timbul cacar." (Muhammad At-Thahir Asyur, At-Tahrir wa At-Tanwir, [Tunis, Dar-At-Tunisia: 1984 M], juz XXX halaman 551).
 

Syekh Thantawi (wafat 2010 M) mengutip penjelasan Syekh Husnin Muhammad Mahluf dalam tafsirnya, Tafsir Shafwatul Bayan, menjelaskan keadan mengenaskan Tentara Gajah pasca dilempari batu oleh burung Ababil:
 

إن الحجر كان يدخل من رأس أحدهم ويخرج من أسفله.  ووقع في سائرهم الجدري والأسقام، وانصرفوا وماتوا في الطريق متفرقين، وتمزق أبرهة قطعة قطعة 
 

Artinya: "Sesungguhnya batu tersebut masuk dari arah kepala dan keluar dari kaki. Dan sisanya dari mereka terpapar cacar dan sakit, kemudian mereka tunggang langgang dan mati di jalan dalan keadaan terpisah-pisah dan Abrahah sendiri mati dengan keadaan tercabik-cabik potongan tubuhnya." (Muhammad Sayyid Thanthawi, Tafsir Washit [Cairo, Dar Nahdlah: 1997 M] juz XV halaman 512).
 

Syekh Wahbah Az-Zuhaili (wafat 2015 M) menjelaskan ayat terakhir dengan, "Allah menjadikan mereka sisa-sisa, seperti daun tanaman atau pohon ketika dimakan hewan, lantas dikeluarkan lagi dalam bentuk kotoran. Kemudian menghancurkan mereka semua." (Wahbah bin Musthafa Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1418 H], juz XXX, halaman 408).
 

Walhasil, kehancuran mereka, Tentara Gajah pimpinan Abrahah yang hendak menghanjurkan Ka'bah pasca dihujani batu oleh burung-burung dengan seizin Allah digambarkan dengan gambaran yang sangat buruk dan hina. Hal ini menunjukkan kehinaan dan kekufuran mereka, kecilnya jiwa mereka, dan tidak berharganya mereka di sisi Allah swt.
 

Gambaran tersebut ibarat daun yang kering atau biji-bijian yang disapu bersih oleh angin, serta dimakan oleh hewan-hewan lantas dikeluarkan kembali berupa kotoran, yakni seperti kotoran hewan. Hal itu juga menunjukkan kehancuran mereka secara menyeluruh. Allah swt hendak menyerupakan kehancuran mereka dengan cerai-berainya bagian-bagian dari kotoran hewan yang hina. (Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, juz XXX halaman 410). Wallahu a'lam bis shawab.

 


Ustadz Muhamad Hanif Rahman, Khadim Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo