Tafsir

Tafsir Surat Az-Zalzalah Ayat 6: Ketika Pahala dan Siksa Manusia Tampak di Depan Mata

Sel, 10 Januari 2023 | 05:00 WIB

Tafsir Surat Az-Zalzalah Ayat 6: Ketika Pahala dan Siksa Manusia Tampak di Depan Mata

Iustrasi: Persimpangan dunia Akhirat (NU Online)

Berikut ini adalah teks, terjemahan dan kutipan sejumlah tafsir ulama atas surat Surat Az-Zalzalah ayat 6:
 

 

يَوْمَىِٕذٍ يَّصْدُرُ النَّاسُ اَشْتَاتًا ەۙ لِّيُرَوْا اَعْمَالَهُمْۗ


 

Yauma`iżiy yasdurun-nāsu asytātal liyurau a'mālahum.


 

Artinya, "Pada hari itu manusia keluar dalam keadaan terpencar untuk diperlihatkan kepada mereka semua perbuatan mereka".


 


Ragam Tafsir Surat Az-Zalzalah Ayat 6

Imam Al-Qurthubi (wafat 671 H) menyebutkan dua pendapat terkait penjelasan ayat يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتاتاً. "Pada hari itu manusia keluar dalam keadaan terpencar", yakni dari mana manusia keluar dalam keadaan berpencar-pencar itu?. Pendapat pertama mengatakan keluarnya dari tempat penghitungan amal. Pendapat kedua menyatakan kembalinya mereka setelah dihisab. Berikut selengkapnya:



قِيلَ: عَنْ مَوْقِفِ الْحِسَابِ، فَرِيقٌ يَأْخُذُ جِهَةَ الْيَمِينِ إِلَى الْجَنَّةِ، وَفَرِيقٌ آخَرُ يَأْخُذُ جِهَةَ الشِّمَالِ إِلَى النَّارِ، وَقِيلَ: يَرْجِعُونَ عَنِ الْحِسَابِ بَعْدَ فَرَاغِهِمْ مِنَ الحساب


 

Artinya, "Dikatakan (mereka keluar dengan terpencar-pencar) dari tempat perhentian (mauqif) untuk dihisab. Satu golongan mengambil arah kanan menuju surga, sedangkan golongan yang lain mengambil arah kiri menuju neraka. Pendapat lain mengatakan: "Mereka kembali setelah selesai dihisab."


 

Selanjutnya beliau menjelaskan keluarnya dalam keadaan terpencar itu untuk diperlihatkan kepada mereka pahala amal-amal mereka, Hal ini berdasarkan hadits:
 

 

وَهَذَا كَمَا رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: (مَا مِنْ أَحَدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَّا وَيَلُومُ نَفْسَهُ، فَإِنْ كَانَ مُحْسِنًا فَيَقُولُ: لِمَ لَا ازْدَدْتُ إِحْسَانًا؟ وَإِنْ كَانَ غَيْرَ ذَلِكَ يَقُولُ: لِمَ لَا نَزَعْتُ عَنِ الْمَعَاصِي؟. وَهَذَا عِنْدَ مُعَايَنَةِ الثَّوَابِ وَالْعِقَابِ


 

Artinya, “Dan ini sebagaimana telah diriwayatkan dari Nabi saw: “Sesungguhnya Nabi bersabda: “Tidak ada seorangpun pada hari Kiamat melainkan akan mencela dirinya sendiri. Jika orang baik maka dia akan berkata,”Mengapa aku tidak menambah kebaikanku?” Jika bukan orang baik, maka dia akan berkata, “Mengapa aku tidak berhenti dari maksiat.”  Menurut Al-Qurthubi ungkapan mereka ini setelah mereka melihat dengan mata kepala sendiri adanya pahala dan siksa". (Syamsudin Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, [Mesir, Darul Kutub al-Mishriyah: 1384 H/1964 M], juz XX, halaman 149).



Berbeda dengan penjelasan di atas, Syekh Wahbah Az-Zuhaili (wafat 2015 M) menjelaskan, di hari yang penuh keguncangan dan kehancuran ini mereka keluar dalam keadaan berpencar-pencar. Maksudnya keluar dari kubur dalam keaadan yang berbeda-beda. Ini merupakan pendapat sebagian mufasir seperti As-Syaukani. Sedangakan menurut mufasir lain seperti Ibnu Katsir adalah mereka akan kembali ke Padang Mahsyar tempat penghitungan amal dalam kondisi yang berbeda-beda. Berikut selengkapnya:
 

  يصدر الناس من قبورهم إلى موقف الحساب، مختلفي الأحوال، فبعضهم آمن، وبعضهم خائف، وبعضهم بلون أهل الجنة، وبعضهم بلون أهل النار، ليريهم اللَّه أعمالهم معروضة عليهم. هذا ما يراه بعض المفسرين كالشوكاني. فالصدر على هذا الرأي: هو قيامهم للبعث بعد أن كانوا مدفونين في الأرض، وأَشْتاتاً فرقا مؤمن وكافر وعاص، سائرون إلى العرض، ليروا أعمالهم

وقال آخرون كابن كثير: يرجعون عن موقف الحساب أشتاتا، أي أنواعا وأصنافا، ما بين شقي وسعيد، مأمور به إلى الجنة، ومأمور به إلى النار،ليجازوا بما عملوه في الدنيا من خير وشر، فيكون المراد بقوله: لِيُرَوْا أَعْمالَهُمْ ليروا جزاء أعمالهم وهو الجنة والنار



Artinya, "Manusia keluar atau bangkit dari kubur-kubur mereka menuju tempat penghitungan amal. Kondisi mereka berbeda-beda. Sebagian mereka ada yang merasa aman dan sebagian yang lain ketakutan. Sebagian tampak sebagai penghuni surga dan sebagian yang lain tampak sebagai penghuni neraka, karena memang Allah menghendaki untuk menampakkan perbuatan mereka. Ini adalah pendapat sebagian ahli tafsir, seperti As-Syaukani. Kata اَلصَّدْرُ menurut pendapat ini adalah kebangkitan mereka dari kubur. Kemudian kata أَشْتَاتًا adalah berbeda-beda. Ada yang mukmin, kafir, dan ahli maksiat. Mereka semua berjalan menuju Padang Mahsyar (al-ardh) untuk melihat amal-amal mereka.
 

 

Sebagian ahli tafsir lain seperti lbnu Katsir berpendapat mereka akan kembali ke Padang Mahsyar dalam kondisi yang berbeda-beda. Ada yang celaka dan bahagia. Ada yang diperintahkan ke surga dan yang diperintahkan ke neraka, sebagai balasan perbuatan baik dan buruk mereka di dunia. Dengan demikian, maksud dari ayat لِيُرَوْا أَعْمالَهُمْ adalah untuk diperlihatkan kepada mereka balasan perbuatan mereka, yaitu surga dan neraka".(Wahbah bin Musthafa Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1418 H], juz XXX, halaman 362). Wallahu a'lam.
 

 

Ustadz Muhammad Hanif Rahman, Dosen Ma'had Aly Al-Iman Bulus dan Pengurus LBM NU Purworejo